markettrack.id – Roger Vivier meresmikan residensi barunya yaitu Maison Vivier yang terletak di tengah kota Saint-Germain-des-Prés, Paris.
Lebih dari sekedar kantor pusat, hotel megah sejak abad ke-18 di Rue de l’Université ini menjadi ruang naratif yang hidup. Sebuah dialog antara warisan budaya dan karya seni kreativitas, di mana semangat Roger Vivier terus menginspirasi setiap detailnya.
Pembukaan ini menegaskan kembali posisi Roger Vivier di antara rumah mode paling bergengsi di dunia, tidak hanya menghadirkan karya-karya mewah tetapi juga pengalaman budaya dan artistik yang menyentuh imajinasi melalui ekspresi savoir-faire Paris yang imersif.
Permata Bersejarah di Kota Paris
Para arsitek kerajaan Jacques Gilet de la Fontaine membangun hotel megah ini pada tahun 1729. Berlokasi di 98 Rue de l’Université mencerminkan hampir tiga abad sejarah kota Paris.
Dari awal aristokrat hingga transformasi borjuis abad ke-19, bangunan ini menjadi saksi sejarah berturut-turut: dijual kepada pemerintah Prancis pada 1815, lalu dimodernisasi oleh François Avignon yang menambahkan kapel di ruang bawah tanah.
Identitas arsitekturnya telah dipertahankan dengan hati-hati melalui restorasi, sekaligus beradaptasi untuk menjadi kantor, penyimpanan dokumen dan ruang perjamuan.
Bangunan itu sendiri menjadi inspirasi di mana masa lalu dan masa kini berdialog melalui ukiran kayu, hiasan emas, dan pahatan batu.
Tangga Besar Yang Megah
Tangga megah menyambut para tamu saat masuk kedalam ruang tamu utama. Detail berlapis emas yang berkilau dalam cahaya alami menghadirkan prolog akan keindahan berharga yang tersimpan di dalam salon-salon residensi.
Tangga ini merefleksikan perpaduan keintiman seni dan indahnya kemegahan yang dihadirkan oleh Roger Vivier, menuntun setiap pengunjung untuk menikmati jejak warisan menuju kreasi seni kontemporer.
Le Salon de l’Héritage
Ruang tamu yang elegan mengajak para pengunjung menelusuri warisan Maison melalui sebuah eksplorasi imersif. Dikurasi oleh Inès de La Fressange, Le Salon de l’Héritage menghadirkan narasi tentang kontribusi revolusioner Roger Vivier dalam dunia desain.
Karya-karya ikonik dari era 1950-an hingga 1990-an dipamerkan berdampingan dengan potret selebritas, masing-masing mengungkapkan kejeniusannya dalam visi seni kreatif.
Furnitur dari tahun 1960–70-an, rak baja karya Xavier Feal, dan kursi Barcelona rancangan Mies van der Rohe berpadu harmonis dengan karpet “Labyrinth” karya Vincent Darré serta tirai Pierre Frey, menciptakan ruang di mana keanggunan historis berpadu dengan kecanggihan modern.
Perpaduan objek, cahaya, dan warna membangkitkan keberanian yang menjadi ciri khas karya seni Roger Vivier : hak tinggi sebagai bentuk arsitektur, dari Virgule yang ikonik hingga Belle Vivier, serta gesper yang tampil sebagai gestur patung.
Le Salon Vivier
Memasuki ruang Le Salon Vivier bagaikan melangkah ke dalam dunia sang pendiri, sebuah ruang di mana era, gaya, dan inspirasi seni berpadu dalam percakapan yang penuh makna yang berkelas.
Kursi Regency beludru abad ke-18 dan bangku Louis XVI beristirahat di atas karpet floral, berdialog dengan karya kontemporer yang menawan: kursi pahat artistic Coque karya Philippe Hiquily dari tahun 1975, meja kecil Quart de Lune karya Agnès Debizet yang menyerupai bulan yang dibuat tahun 2023, serta kursi modern dengan siluet ramping rancangan Marcello Piacentini tahun 1993.
Pada dindingnya, Faune pochoir karya Picasso dari koleksi Luc Fournol dan lukisan minyak karya Eric Schmidtt bersanding artistik dengan lemari Tiongkok yang pernah dimiliki Hubert de Givenchy.
Menghasilkan bukan sekedar sebuah ruangan, melainkan simfoni gaya aristokrat, seni yang inovatif, artistik yang menggema dengan keyakinan Roger Vivier bahwa sebuah kreasi, layaknya karya seni, mampu mengubah bahasa mode.
Dalam harmoni eklektik ini, gaya Parisian dan jiwa kosmopolitan Roger Vivier terungkap dengan elegan sekaligus penuh keceriaan.
Le Studio de Gherardo Felloni
Kantor Direktur Kreatif Gherardo Felloni adalah lukisan artisik berwarna, tekstur, dan sejarah, mencerminkan gaya eklektiknya sekaligus sensibilitas Paris yang khas.
Nuansa merah muda dan hijau, dua warna favoritnya menghiasi rak buku dan sebuah permadani floral Art Deco dari Tiongkok.
Warna merah muda menjadi pengingat akan model Roger Vivier pertama yang ditemukannya dalam sebuah buku, yakni Virgule, yang sejak saat itu menjadi simbol bagunan yang khas bagi dirinya.
Permadani khusus rancangan serta meja skulptural karya Duccio Maria Gambi berpadu dengan kursi antik, menghadirkan atmosfer Paris yang secara halus terinfusi warisan seni Italia.
Kotak karton yang dahulu menyimpan model arsip—kini menjadi bagian dari koleksi bangunan yang tersusun rapi di rak, masing-masing diberi label foto sepatu yang pernah dirancangnya, sebuah penghormatan terhadap eksplorasi awal Gherardo Felloni di ruang arsip.
Sentuhan personal memperkaya ruangan ini: potret anjing abad ke-18 yang anggun, cangkir-cangkir vintage, set cangkir teh dari Limoges berhias motif lebah, serta ukiran seni pahat berbentuk sarang lebah heksagonal.
Di sampingnya, rak-rak buku tentang beragam topik—seni, perhiasan, taman, hingga literatur yang menceritakan banyaknya sumber inspirasi di balik karyanya.
Setiap elemen yang dipilih dengan saksama menjadikan ruang kerja ini layaknya sebuah atelier hidup, tempat di mana warisan masa lalu menginspirasi desain kontemporer dan setiap koleksi memulai perjalanannya.
La Salle des Archives
Untuk pertama kalinya, Maison Vivier membuka pintu ruang arsipnya sebuah ruang pribadi tersembunyi yang kini dihadirkan bagi para tamu untuk menapaki jejak memori bangunan.
Lebih dari 1.000 karya tersimpan di dalamnya, berdampingan dengan kolase, sketsa, majalah, dan foto yang bersama-sama merekam imajinasi tanpa henti Roger Vivier.
Ruang ini dirawat dengan penuh ketelitian layaknya sebuah museum: suhu dijaga pada 20 °C, kelembapan pada 50%, menghadirkan kondisi ideal yang setara dengan galeri seni, namun tetap menyimpan keintiman dunia seorang desainer.
Di antara rak-raknya, pengunjung menemukan karya-karya menakjubkan yang membentuk sejarah mode: sebuah prototipe unik tahun 1962 yang disulam dengan benang perak dan topaz, diciptakan khusus untuk Putri Soraya berupa dokumen autentik mengenai sepatu yang dikenakan Ratu Elizabeth II pada Hari Penobatannya di tahun 1953, hingga sandal sutra merah rancangan Christian Dior untuk koleksi Musim Semi–Musim Panas 1955, karya tertua dalam arsip ini.
Dan tentu saja, Belle Vivier diluncurkan pada 1965 untuk koleksi Mondrian karya Yves Saint Laurent dan diabadikan dua tahun kemudian oleh Catherine Deneuve dalam film Belle de Jour sebuah ikon yang terus menginspirasi para desainer dan perempuan lintas generasi.
Di ruang ini, waktu seolah melebur: inovasi masa lalu berbisik pada masa kini, dan setiap desain sepatu menceritakan kisah tentang keanggunan, keberanian, dan kebaruan.
Salle des Archives bukan sekadar gudang penyimpanan sepatu, melainkan kesaksian hidup atas kejeniusannya Roger Vivier dan dialog abadi sang pendiri antara warisan dan kreasi.
Taman Tersembunyi
Di balik kediaman ini terbentang sebuah taman rahasia, terinspirasi oleh tradisi taman klasik Prancis. Di antara rimbunnya pepohonan dan harmoni geometris alami, ruang tersembunyi di tengah kota Saint-Germain-des-Prés ini menghadirkan sebuah oase yang merayakan keanggunan Parisian dan semangat hidup yang penuh keindahan.
Belle Vivier 60, Koleksi Spring-Summer 2026
Koleksi Belle Vivier 60 Spring-Summer 2026, yang diluncurkan bertepatan dengan pembukaan Maison Vivier, memperingati 60 tahun perjalanan Belle Vivier sepatu pump paling ikonis dari sang pendiri, pertama kali diciptakan untuk koleksi Mondrian karya Yves Saint Laurent pada tahun 1965.
Sepatu ini kemudian diabadikan oleh Catherine Deneuve dalam film Belle de Jour (1967), dan sejak itu mendefinisikan ulang dunia alas kaki perempuan melalui detail gesper kotak arsitektural dan hak yang penuh dimensi artistik.
Di bawah arahan Gherardo Felloni, model legendaris ini ditafsirkan kembali dengan material eklektik nan mewah, dilengkapi gesper khas yang dibuat dari berbagai jenis logam dan dihiasi ornamen istimewa, sekaligus memperluas ekspresinya hingga ke lini tas dan aksesori.
Koleksi ini merayakan kesinambungan sekaligus inovasi — sebuah dialog hidup antara sejarah dan visi kontemporer — yang meneguhkan kembali relevansi abadi Belle Vivier serta komitmen terhadap keahlian dan budaya.
Maison Vivier
Kini Maison Vivier menjadi destinasi di mana warisan, kreativitas, dan keanggunan Paris berpadu. Sebuah statement budaya, rumah bagi imajinasi, hasil karya seni, dan dialog.
Melalui ruang tamu, arsip, taman, dan studio, gedung Maison Vivier mewujudkan semangat visioner Roger Vivier dan ambisi kontemporernya.
Peresmian ini bukan hanya perayaan kantor pusat baru, melainkan juga penegasan komitmen jangka panjang Maison Vivier terhadap keunggulan, kepemimpinan budaya, dan seni kreasi.
Residensi ini adalah undangan untuk memasuki dunia Maison. Sebagai tempat di mana warisan bertemu inovasi, dan setiap desain bercerita untuk dijalani dan dipakai.
SF-Admin