Sejak awal berdirinya, ASEAN Social Enterprise Development Programme (ASEAN SEDP) telah memberikan dampak yang signifikan dengan menjangkau lebih dari 133.143 masyarakat dan mendukung 70 wirausaha sosial di wilayah ASEAN melalui pelatihan dan mentorship virtual, hibah awal, dan menjembatani kolaborasi bisnis, yang menghubungkan mereka dengan investor dan pejabat yang direkomendasikan oleh ACCMSME.
Selama dua tahun terakhir, 74% dari wirausaha sosial ini dipimpin oleh perempuan, yang menggarisbawahi fokus program untuk memberdayakan pengusaha perempuan.
Selain itu, 22% dari wirausaha sosial tersebut telah menciptakan kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas, yang selanjutnya menunjukkan komitmen program terhadap inklusivitas dan dampak sosial.
Melanjutkan keberhasilan ASEAN SEDP Tahap 1 dan 2 pada tahun 2021 dan 2023, ASEAN Foundation, dengan dukungan dari TikTok dan SAP, meluncurkan ASEAN SEDP 3.0.
Dengan tema “Empowering Social Enterprises to Drive Meaningful Change in ASEAN,” tahap ketiga ini bertujuan untuk membekali wirausaha sosial pemula dan yang sedang berkembang di Asia Tenggara dengan keterampilan dan wawasan penting untuk mengatasi tantangan sosial dan lingkungan yang mendesak.
Selain pelatihan dan bimbingan yang disesuaikan, peserta ASEAN SEDP 3.0 menghadiri Lokakarya Regional di Jakarta pada tanggal 18-20 November 2024.
Lokakarya ini merupakan kelanjutan dari 14 sesi pelatihan virtual yang diadakan pada bulan Juni dan Juli 2024, serta Virtual Demo Day pada bulan Agustus, di mana para peserta mempresentasikan proyek-proyek inovatif yang siap menciptakan dampak komunitas yang berkelanjutan di seluruh wilayah.
Tahun ini, 30 wirausaha sosial di 10 Negara Anggota ASEAN dipilih dari total 278 pelamar. Mereka menerima pelatihan, pendanaan, dan mentorship untuk memperkuat kemampuan mereka dan memungkinkan mereka untuk menciptakan dampak yang positif dan berkelanjutan di dalam komunitas mereka.
“Memasuki tahun ketiga ASEAN SEDP, kami sangat bangga untuk terus mendukung wirausaha sosial di kawasan Asia Tenggara. Selama bertahun-tahun, program ini telah memberdayakan komunitas inovator yang dinamis yang berfokus pada penyelesaian tantangan sosial dan lingkungan yang mendesak,” kata Dr. Piti Srisangnam, Direktur Eksekutif ASEAN Foundation.
“Kami telah melihat langsung dampak transformatif yang diberikan ragam wirausaha ini terhadap komunitas mereka. Kegiatan ini telah membekali peserta dengan keterampilan, sumber daya, dan koneksi yang dibutuhkan untuk meningkatkan solusi mereka. Kami berharap bahwa pengetahuan yang diperoleh dari program ini akan diimplementasikan secara efektif, sehingga memungkinkan upaya mereka untuk membawa perubahan positif yang dibutuhkan di pasar ASEAN,” lanjutnya
Sebagai komponen utama program ASEAN SEDP 3.0, total hibah senilai USD 45.100 telah didistribusikan ke 30 wirausaha sosial. Dana ini akan memberdayakan mereka untuk melaksanakan proyek mereka dari September hingga Desember 2024, sehingga menghasilkan dampak yang berarti di komunitas mereka.
Selain dukungan finansial, sesi mentorship yang dipersonalisasi akan diberikan untuk memastikan bahwa setiap proyek menerima bimbingan dan keahlian yang dibutuhkan untuk eksekusi yang sukses, memaksimalkan potensi mereka untuk pertumbuhan berkelanjutan dan perubahan sosial jangka panjang.
Pada acara Demo Day yang digelar sebelumnya, sejumlah wirausaha sosial diumumkan sebagai pemenang hibah. Arconesia meraih juara pertama dengan hibah sebesar 7.000 USD, disusul LTS Ventures dan TRI Cycle di posisi kedua dengan masing-masing 6.000 USD.
Di posisi keempat ada Second Life (USD 4.000), disusul Jasberry di posisi kelima (USD 3.000), Z-Waka di posisi keenam (USD 2.000), dan Bumi Journey di posisi ketujuh (USD 1.000).
Pada kesempatan ini, Jusrian Saubara Orpayanda, CEO Arconesia, mengatakan, “Memenangkan juara pertama dan menerima hibah sebesar USD 7.000 dari ASEAN SEDP 3.0 merupakan kehormatan besar bagi kami di Arconesia.
Prestasi ini semakin memotivasi kami untuk mengintensifkan upaya kami dalam memberdayakan kaum muda untuk menjadi petani di seluruh Indonesia melalui praktik pertanian regeneratif, seperti penanaman tumpang sari di lahan kelapa sawit, yang sejalan dengan tujuan Indonesia untuk mencapai swasembada pangan. Lokakarya ASEAN SEDP 3.0 memberi kami wawasan yang sangat berharga untuk diterapkan dalam bisnis kami.
Wawasan dan strategi yang diperoleh dari lokakarya ASEAN SEDP 3.0 telah menggarisbawahi peran penting platform digital dalam memperluas jangkauan wirausaha sosial.
Sebagai bagian dari program tersebut, wirausaha sosial juga berpartisipasi dalam TikTok Challenge pertama, sebuah inisiatif yang dirancang untuk memperkuat dampak sosial mereka melalui platform digital.
Dalam konteks ini, dukungan TikTok sangat penting dalam membantu ragam wirausaha ini tumbuh, menjangkau target audiens mereka secara efektif, dan meningkatkan kesadaran akan misi mereka.
“Kami merasa terhormat menjadi mitra terpercaya ASEAN Foundation dalam menyelenggarakan ASEAN SEDP 3.0. Komitmen kami adalah menyediakan platform dinamis tempat wirausaha sosial tidak hanya dapat mengembangkan bisnis mereka, tetapi juga memperluas jangkauan mereka dengan melibatkan audiens target yang tepat,” kata Jerry Lewis Ong, Social Impact APAC, TikTok.
Saat ini, platform digital telah menjadi alat penting dalam mendorong perubahan di semua sektor, dan kami menyadari kekuatan transformatifnya untuk memberikan dampak sosial.
“Kemitraan ini menghadirkan peluang unik bagi wirausaha sosial untuk memamerkan inovasi mereka, terhubung dengan komunitas yang lebih luas, dan memperkuat misi mereka dengan cara yang sebelumnya tidak mungkin dilakukan,” lanjut Jerry
Sebagai pemimpin dalam perangkat lunak aplikasi perusahaan, SAP memainkan peran penting dalam program ini dengan menawarkan keahliannya dalam teknologi dan strategi bisnis untuk membantu wirausaha sosial membangun solusi yang dapat diskalakan dan berkelanjutan.
Melalui dukungan SAP, para peserta memperoleh akses ke berbagai perangkat canggih, wawasan, dan bimbingan yang mampu memperkuat mereka untuk mengatasi berbagai tantangan lokal secara efektif sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi.
Kolaborasi ini tidak hanya memperkuat keterampilan para wirausahawan muda, tetapi juga sejalan dengan komitmen SAP terhadap tanggung jawab sosial dengan mendorong berbagai pendekatan inovatif untuk menciptakan dampak positif yang berkelanjutan di seluruh kawasan ASEAN.
Selain itu, 31 karyawan SAP mengikuti pelatihan bersama 24 peserta program ASEAN SEDP 3.0. Pelatihan ini dirancang untuk mempersiapkan mereka menjadi mentor dan mentee yang efektif, sehingga mampu memperkuat dampak program secara signifikan.
Verena Siow, Presiden dan Direktur Pelaksana SAP Asia Tenggara, mengatakan, “Di SAP, kami berkomitmen untuk membekali wirausaha sosial dengan keterampilan dan ketangkasan yang relevan dengan industri, yang mereka butuhkan untuk menghadapi tantangan organisasi dan tuntutan pasar yang terus berkembang.”
“Keterlibatan kami dengan program ASEAN SEDP ditujukan untuk membantu ragam wirausaha di Asia Tenggara yang baru berdiri dan berkembang untuk memperoleh keahlian bisnis dan teknologi yang praktis dan bermakna sehingga mereka dapat terus berakselerasi untuk berinovasi dan berkembang baik di panggung regional maupun global,” pungkasnya
SF-Admin