Bybit menerbitkan laporan baru yang menunjukkan dinamika suplai Bitcoin saat ini hanya bertahan sembilan bulan lagi di bursa. Tren ini terjadi akibat Bitcoin halving mendatang yang akan mengurangi suplai sebesar 50%.
Setelah halving, suplai Bitcoin akan semakin menurun. “Cadangan Bitcoin pada seluruh bursa terdesentralisasi kelak kian cepat menyusut,” seperti tercantum dalam laporan tersebut.
Dengan sisa dua juta bitcoin, jika diasumsikan aliran dana masuk senilai $500 juta pada Bitcoin Spot ETF, maka sekitar 7.142 bitcoin akan mengalir keluar dari cadangan bursa setiap hari. Maka, cadangan bitcoin yang tersisa akan habis hanya dalam waktu sembilan bulan.
Bahkan, halving akan membuat Bitcoin sama langkanya seperti emas, menurut laporan tersebut. “Rasio Stock-to-Flow (S2F), dihitung dengan membagi suplai komoditas yang beredar berdasarkan produksi tahunan, menunjukkan tren kelangkaan,” menurut laporan tersebut.
Rasio S2F Bitcoin tercatat sekitar 56 sebelum halving mendatang, sedangkan rasio S2F emas mencapai 60. Setelah halving pada April 2024, rasio S2F Bitcoin diproyeksikan naik dua kali lipat menjadi 112.
Mengingat investor institusi telah mengantisipasi tren ini, serta mengambil posisi sebelum hal tersebut terjadi, terutama sejak Amerika Serikat mengeluarkan izin untuk Bitcoin Spot ETFs.
“Bitcoin tengah menjadi opsi investasi yang paling aman, bahkan bagi banyak investor yang paling berpengalaman di sektor kripto,” seperti tercantum dalam laporan tersebut.
Korelasi harga antara Bitcoin dan uang kripto lain terus meningkat, sedangkan investasi Bitcoin juga dinilai sebagai uang kripto dengan beta terendah.
“Setiap Bitcoin halving semakin mempertegas narasi bahwa Bitcoin tidak hanya berfungsi sebagai mata uang, namun aset digital yang langka, menyerupai emas digital. Halving mendatang pada 2024 akan membawa Bitcoin menuju era yang ditandai dengan kelangkaan, bahkan Bitcoin kelak dua kali lebih langka dari emas,” ujar Ben Joe, Co-Founder & CEO, Bybit.
SF-Admin