Coca-Cola Europacific Partners Indonesia (CCEP Indonesia) bersama dengan Pemerintah Kabupaten Badung, Provinsi Bali serta dukungan dari mitra kerja, PT Tata Logam Lestari, meresmikan pengembangan infrastruktur berupa gedung penampungan serta pemilahan sampah dan sarana-prasarana pendukung kepada Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R Seminyak.
Dukungan ini dimaksudkan sebagai upaya menambah kapasitas tampung sampah di TPS 3R Seminyak agar dapat menjadi semakin maksimal. Langkah ini turut mendapatkan dukungan dari pemerintah pusat, melalui Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia.
Program dukungan ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan dalam hal tata kelola sampah di Indonesia, khususnya di Provinsi Bali, sebagai destinasi wisata utama di Indonesia. Sebagai sektor yang mengedepankan aspek kenyamanan, kebersihan, dan keindahan alam, pariwisata di Bali bertumpu pada keberlangsungan lingkungan dengan kualitas yang baik.
Bupati Badung, I Nyoman Giri Prasta mengatakan, “Kami sangat mengapresiasi langkah CCEP Indonesia untuk mendukung terciptanya pengelolaan sampah yang baik di Bali melalui dukungannya pada TPS 3R Seminyak ini.”
“Dukungan yang telah diberikan sangat luar biasa, baik berupa moral maupun finansial untuk membantu menjaga Badung dari dampak yang dihasilkan dari persoalan persampahan. Kami juga akan terus berupaya mengatasi persoalan sampah ini, salah satunya di tahun 2024 mendatang, kami akan membuat regulasi, dimana setiap desa akan keluarkan sampah sesuai jenis di hari tertentu,” ucapnya
TPS 3R Seminyak yang berdiri di lahan seluas 1.270 meter persegi ini sendiri merupakan bagian tidak terpisahkan dari inisiatif program pengelolaan sampah yang dilakukan oleh CCEP Indonesia.
Sejak tahun 2007, TPS 3R Seminyak turut menjadi bagian penting dari program Bali Beach Up yang diinisiasi CCEP Indonesia, sebuah program bersih-bersih di lima pantai sepanjang 9,7 kilometer, yang meliputi Pantai Kuta, Pantai Seminyak, Pantai Legian, Pantai Kedonganan, dan Pantai Jimbaran.
“Dukungan kepada TPS 3R Seminyak ini merupakan bagian dari perwujudan komitmen kami dalam hal pengelolaan sampah yang komprehensif dan melibatkan berbagai pihak, yang kami sebut sebagai pendekatan kolaborasi Nona-Helix,” ujar Lucia Karina, Vice President Public Affairs, Communications, and Sustainability CCEP Indonesia dan Papua New Guinea.
Inisiatif ini juga merupakan bagian tidak terpisahkan dari strategi keberlanjutan CCEP Indonesia serta bagian dari bentuk dukungan atas komitmen pemerintah untuk mengurangi sampah laut sebesar 70% pada 2025 dalam upaya mengatasi persoalan polusi plastik.
Karina menambahkan, sebagai perusahaan pembotolan dan distribusi minuman kemasan, CCEP Indonesia berkomitmen kuat untuk mewujudkan praktik ekonomi sirkular.
Setidaknya ada tiga komponen utama yang dilakukan perusahaan untuk mencapai hal tersebut, yaitu: menghilangkan kemasan yang tidak perlu, dengan target 100% recyclability pada tahun 2025 sekaligus menghentikan penggunaan plastik murni (virgin plastic) dalam kemasan botol yang diproduksi pada 2030; mendorong kemasan sirkular dengan menggunakan 50% konten daur ulang (rPET) pada kemasan di tahun 2025 sekaligus mengumpulkan 100% botol plastik yang diproduksi pada 2030; dan melakukan investasi dan inovasi dalam solusi pengemasan masa depan.
Melalui komitmen yang kuat dalam upaya mengimplementasikan ekonomi sirkular, CCEP Indonesia berhasil mengurangi konten plastik sebesar 23,6% pada kemasan sejak tahun 2014 dan 40% pengurangan melalui penggunaan kemasan ramah lingkungan atau Affordable Single Serve Pack (ASSP). Seiring dengan hal tersebut, CCEP Indonesia juga melakukan redesainkemasan agar mudah di daur ulang.
Terkini, CCEP Indonesia bersama dengan mitra kerjanya, Dynapack Asia, berupaya dalam hal investasi serta pengumpulan, dengan didirikannya pabrik daur ulang, Amandina Bumi Nusantara (Amandina) dan juga Yayasan Mahija Parahita Nusantara (Mahija).
Melalui pabrik berkapasitas 25.000 ton per tahun ini, CCEP Indonesia akan memiliki sumber bahan baku daur ulang kemasan pascakonsumsi, yang didapatkan dari masyarakat, komunitas seperti bank sampah, dan sebagainya. Hingga tahun 2022, sebanyak 12.585 ton sampah kemasan PET berhasil dikumpulkan dari 24 pusat pengumpulan yang dikelola oleh Mahija.
Kehadiran Amandina dan Mahija melengkapi rangkaian upaya CCEP Indonesia menuju pengelolaan sampah yang tepat melalui pendekatan ‘siklus tertutup, dari botol ke botol’ (closed-loop, bottle to bottle). Langkah ini merupakan dukungan nyata perusahaan dalam upayaterwujudnya praktik ekonomi sirkular di Indonesia.
Seiring dengan langkah tersebut, pada kesempatan yang sama juga dilakukan peresmian kerja sama dengan TPS 3 R Seminyak sebagai mitra pengumpulan sampah kemasan plastik PET yang akan dikelola oleh Mahija. Nantinya, TPS 3R Seminyak akan bergabung dalam rantai pasok bahan baku kemasan plastik PET ke Amandina, sebagai produsen resin kemasan rPET produk-produk CCEP Indonesia.
Inisiatif-inisiatif pengelolaan sampah yang dilakukan CCEP Indonesia juga dianggap sejalan dengan agenda hijau berkesinambungan yang dicanangkan oleh PT Tata Logam Lestari. Oleh karena itu, perusahaan yang bergerak di industri genteng metal dan baja ringan ini turut mendukung langkah terciptanya pengelolaan sampah yang tepat. B
ersama dengan CCEP Indonesia, PT Tata Logam Lestari juga berupaya untuk terus memberikan dampak positif bagi lingkungan sembari tumbuh bersama masyarakat, termasuk melalui dukungan kepada TPS 3R Seminyak ini.
”Hal ini merupakan salah satu bukti nyata walk the talk komitmen kepedulian kami terhadap lingkungan termasuk komunitas, bumi dan planet ini demi kelangsungan hidup layak anak cucu kita bersama serta dalam rangka menyukseskan agenda pemerintah hijau berkesinambungan dan perubahan iklim,” ujar Maharny Putri, Head of Government and Public Relations, Tatalogam Group.
Dengan peresmian gedung baru di TPS 3R Seminyak, CCEP Indonesia, PT Tata Logam Lestari, dan Pemerintah Kabupaten Badung mengokohkan komitmen dalam pengelolaan sampah yang berdampak positif bagi lingkungan dan masyarakat. Langkah ini merupakan bagian dari upaya menciptakan lingkungan yang bersih dan berkelanjutan di Bali, serta mendorong praktik ekonomi sirkular di Indonesia.
SF-Admin