Permasalahan tunawisma menjadi isu signifikan di tingkat global dan Indonesia, terutama bagi kelompok masyarakat yang terpinggirkan, seperti pengungsi dan pencari suaka.
Data UNCHR pada Mei 2024, mencatat lebih dari 120 juta orang mengungsi secara paksa di seluruh dunia akibat penganiayaan, konflik, kekerasan atau pelanggaran hak asasi manusia.
Terkait permasalahan ini, Citi Foundation mengumumkan para penerima Global Innovation Challenge 2024, yang bertujuan untuk mendukung solusi terkait permasalahan tunawisma.
Human Initiative, sebuah organisasi kemanusiaan terkemuka di Indonesia, telah terpilih sebagai salah satu dari 50 organisasi komunitas global yang menerima total pendanaan katalis sebesar $25 juta atau Rp380 miliar untuk mengatasi masalah mendesak ini.
Para penerima hibah Global Innovation Challenge masing-masing akan menerima $500.000 atau setara dengan Rp7,5 miliar guna mendukung program di Indonesia, membantu kelompok masyarakat rentan, termasuk pengungsi dalam mendapatkan akses tempat tinggal yang aman serta penghidupan yang berkelanjutan.
Di Indonesia, tercatat hingga akhir tahun 2023, terdapat 12.295 pengungsi, di mana 69% adalah orang dewasa dan 29% anak-anak.
Para pengungsi ini seringkali terpaksa meninggalkan negara asal akibat konflik, kemudian harus tinggal dalam jangka waktu lama di Indonesia dengan akses terbatas ke pekerjaan formal, pendidikan, dan layanan penting lainnya.
Meskipun pemerintah telah berupaya melalui Peraturan Presiden tentang Penanganan Pengungsi (PP RI No. 125 Tahun 2016), banyak dari mereka masih hidup dalam kondisi yang tidak layak dan tidak aman.
Untuk mengatasi tantangan ini, Human Initiative telah menjalankan program dukungan pendidikan bagi anak-anak pengungsi sejak tahun 2018.
Kini Human Initiative memperluas upayanya melalui inisiatif Decent Work and Settlement for Refugee Assistance Program (DREAM). Program DREAM bertujuan untuk mendorong kemandirian para pengungsi dengan menyediakan akses ke pendidikan, pelatihan keterampilan, dan peluang kerja, dengan fokus pada remaja dan orang dewasa.
Inisiatif ini secara langsung membantu mengatasi permasalahan tunawisma di kalangan pengungsi dan memberikan jalan bagi mereka untuk mencapai kemandirian ekonomi.
“Sejak peluncuran perdana Global Innovation Challenge pada awal tahun 2023, kami terus melihat bagaimana solusi berbasis komunitas mempercepat dampak di lapangan,” ungkap Brandee McHale, President of the Citi Foundation dan Head of Citi Community Investing & Development.
“Kami menyebut dukungan hibah ini sebagai ‘katalis’ mengingat efek berlipat yang dapat ditimbulkan pada masyarakat berpenghasilan rendah. Setiap organisasi masyarakat tidak hanya akan memberikan dampak langsung pada kehidupan orang-orang yang sedang mengalami krisis saat ini, tetapi juga menciptakan model yang dapat ditiru pada masyarakat lain di seluruh dunia di masa mendatang,” lanjutnya
Sementara, Batara Sianturi, Chief Executive Officer, Citi Indonesia mengatakan, “Inisiatif seperti DREAM memberikan pelatihan dan keterampilan kerja bagi pengungsi dan kaum muda yang rentan, membantu mereka membangun kembali kehidupan dan berpartisipasi dalam perekonomian.”
Ia menambahkan, Kemitraan kami dengan organisasi seperti Human Initiative memastikan bahwa kami dapat terus berperan secara strategis dalam membantu pengungsi dan menangani permasalahan tunawisma di tingkat nasional maupun global.”
“Kolaborasi ini merupakan langkah nyata dalam menjawab tantangan global mengenai para pengungsi, khususnya yang berada di Indonesia. Dengan dukungan dari Citi Foundation, kami percaya bahwa dampak positif dari program DREAM dapat semakin meluas, tidak hanya memberdayakan pengungsi dan penyediaan perlindungan hunian, tetapi juga memberikan peluang yang lebih baik bagi mereka untuk mandiri secara ekonomi. Kami berharap sinergi ini bisa menjadi inspirasi bagi banyak pihak untuk terus berkolaborasi dalam menciptakan solusi berkelanjutan terhadap permasalahan kemanusiaan,” jelas Tomy Hendrajati, President of Human Initiative menyampaikan
Human Initiative akan mengembangkan program terpadu bagi 220 pengungsi di Indonesia, mencakup akses tempat tinggal dengan fasilitas dasar serta pelatihan untuk memfasilitasi integrasi dan kemampuan kerja di negara ketiga.
Program ini akan berfokus pada literasi keuangan serta keterampilan yang banyak diminati, seperti pengembangan web, data science, dan pertanian yang sesuai dengan kebutuhan talenta di negara-negara seperti Australia dan Inggris.
Program ini menargetkan populasi pengungsi di sekitar wilayah Jakarta, termasuk Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, serta Medan, Sumatra Utara, Makassar, dan Sulawesi Selatan.
Program yang didanai oleh hibah ini akan dilaksanakan selama dua tahun dan penerima hibah memiliki akses ke komunitas pembelajaran yang difasilitasi oleh IDEO.org, sebuah lembaga nirlaba yang berfokus pada perancangan produk dan layanan di sektor sosial.
Melalui komunitas ini, penerima hibah memiliki kesempatan untuk membangun hubungan yang lebih erat, berbagi pembelajaran serta bertukar pengalaman. Pada Januari 2024, Citi Foundation mengeluarkan Request of Proposal (RFP) Global Innovation Challenge.
SF-Admin