Aldrie Indrayana mempresentasikan koleksi yang terinspirasi dari mitos dan sejarah majapahit dalam parade show bersama Indonesian Fashion Chamber (IFC) pada JF3 Fashion Festival hari ketiga

Indonesian Fashion Chamber (IFC) adalah organisasi nirlaba yang anggotanya terdiri dari desainer dan pelaku ekonomi kreatif yang didirikan sejak 2015 lalu.

IFC lahir dari keinginan para anggotanya untuk saling berinteraksi, baik sesama pelaku industri kreatif maupun dengan pemerintah, guna berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Dengan berpegang pada filosofi inspirasi lokal yang dipadukan dengan semangat kontemporer, IFC berupaya mengoptimalkan sumber daya lokal.

Selain itu, IFC juga berkomitmen memperkuat fondasi industri mode dengan melibatkan badan pemerintah, entitas bisnis, institusi pendidikan, dan komunitas mode melalui berbagai program seperti kursus, seminar, diskusi kelompok terarah, lokakarya, serta pameran berskala domestik dan internasional.

Pada Parada Show IFC di JF3 2024, para desainer berbakat dari Indonesian Fashion Chamber (IFC) akan memukau para pecinta adibusana dengan koleksi spektakuler mereka yang bertemakan “Majapahit: The History, The Myth, and The Golden Age”.

Gregorius Vici, AL-DRI-E by L, dan Eko Tjandra mendesain karya busana dengan sentuhan magis yang terinspirasi dari masa kejayaan Majapahit. Koleksi ini mengangkat mitologi, sejarah, dan keagungan Majapahit, memadukan warisan budaya dengan keindahan kontemporer.

Setiap rancangan mencerminkan sudut pandang unik dari masing-masing desainer, menghadirkan interpretasi yang mempesona dari era yang penuh kemegahan tersebut.

Aldri Indrayana – AL•DRI•E by L

Aldri Indrayana menampilkan koleksi terbaru yang terinspirasi dari mitos dan sejarah Majapahit, khususnya makhluk-makhluk mitologis seperti Kalamakara, kambing, kera, dan kuda.

Koleksi ini memadukan busana wanita, pria, dan unisex, dengan fokus pada pengeksplorasi-an tekstur yang kontras, siluet yang merupakan perpaduan antara kebesaran dan ketaatan, serta penggunaan warna biru, kombinasi hitam-putih-biru, dan hitam.

Ia berupaya mengimajinasikan kembali sosok-sosok menakutkan tersebut dalam interpretasi yang lucu dan menarik, dengan tujuan memperkenalkan kembali mitos dan sejarah Majapahit dalam konteks yang lebih modern dan menarik.

Eko Tjandra – The Bitter of Maja

Dikenal dengan koleksi rancangan gaun malam yang glamor dan elegan dengan beraksen wastra Indonesia, koleksi Eko Tjandra kali ini terinspirasi dari arsitektur kerajaan Majapahit. Presentasinya kali ini menggabungkan keindahan dan kemegahan warisan budaya Majapahit dengan sentuhan modern yang khas.

Gregorius Vici – Masa Keemasan Wanita

Terinspirasi oleh kebudayaan Indonesia di era Sriwijaya dan Majapahit, koleksinya kali ini menampilkan kelembutan dan keanggunan wanita Indonesia melalui penggunaan kain tradisional seperti batik tulis, batik cap, tenun, katun, satin, tulle, satin duchesse, dan velvet.

Busana yang ditampilkan, seperti lilitan, kemben, kebaya, dan batik, serta perhiasan keemasan, menjadi representasi identitas wanita Indonesia pada masa itu. Tema “Presentasi Masa Keemasan Wanita” bertujuan untuk menghargai warisan budaya Indonesia dan menginspirasi wanita Indonesia saat ini.

SF-Admin