Tim peneliti Diskoma melakukan survei terhadap mahasiswa mengenai penggunaan Artificial Intelligence (AI). Dari survei ini di dapat hasil, dari 104 responden, terdapat 96,2% mahasiswa yang meyakini bahwa akan ada pekerjaan yang akan digantikan oleh AI atau Kecerdasan Artifisial. Pekerjaan yang paling banyak diketahui oleh mahasiswa yang sudah digantikan oleh AI antara lain adalah pekerjaan di dunia keuangan, media dan desain grafis.

Untuk memahami hal tesebut, Magister Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada kembali mengadakan diskusi komunikasi mahasiswa atau Diskoma Edisi 8 yang mengangkat topik “Kecerdasan Artifisial dalam Industri Komunikasi” beberapa waktu lalu.

Diskusi yang diadakan secara virtual ini dipandu oleh Mirza Ghulam Iklimah, S.Sos dengan menghadirkan dua narasumber yaitu Rosinsko Hiro, S.I.P., M.A (Head of Strategy Ambilhati) dan Syaifa Tania, S.IP., M.A (Dosen Ilmu Komunikasi UGM).

Dalam diskusi ini, Syaifa Tania, S.IP., M.A berpendapat bahwa AI bisa menjadi kekuatan namun juga bisa menjadi kelemahan dalam bidang media dan komunikasi. AI bisa membantu memberikan aksesibilitas bagi penggunanya, penggunaan deteksi spam, deteksi konten ilegal dan berbahaya, dan produksi berita.

Sementara itu, Syifa Tania juga berpendapat bahwa terdapat tantangan dalam penggunaan AI seperti terdapat potensi bias, kurangnya transparansi dan kejelasan proses pengambilan keputusan, terdapat isu privasi dan akuntabilitas di mana AI tidak memiliki penanggungjawab dan dasar hukum yang jelas.

Narasumber kedua, Rosinsko Hiro dalam presentasinya menyampaikan bahwa AI hanya sebuah mesin yang mengamati manusia untuk meniru manusia. Rosinsko masih meyakini bahwa hingga saat ini AI belum bisa menggantikan manusia, walau sudah bergerak ke arah sana. AI dan GenAi adalah alat, bukanlah sebuah hasil.

Pilihannya hanya gunakan AI atau digunakan oleh AI. Satu pesan menarik yang disampaikan oleh Rosinsko dalam kaitannya dengan AI akan menggantikan manusia adalah AI will not replace you, but a person who’s using AI will replace you.

Sebagai penutup, kedua narasumber setuju bahwa pada masa depan AI mungkin bisa saja menggantikan manusia, namun hal ini tidak perlu menjadi kekhawatiran yang berlebihan. Banyak hal yang hanya dimiliki oleh manusia dan tidak dapat ditiru oleh AI karena masih terdapat berbagai kelemahan yang hingga saat ini belum bisa diselesaikan.

Semua teknologi atau hal yang baru sering mendatangkan ketakutan, namun kita memiliki pilihan apakah mau mengeksplorasi teknologi atau justru menutup diri.

SF-Admin