Pada Hari Kesehatan Mental Sedunia, data terbaru dari Survei YouGov yang dilakukan di empat pasar utama di kawasan Asia-Pasifik (APAC) mengungkapkan bahwa hampir satu dari lima responden (18%) menganggap perlindungan kesehatan mental penting saat memilih paket asuransi kesehatan.
Sebanyak 41% lainnya menganggapnya penting tetapi bukan hal yang tidak penting, sementara 32% akan memilih paket dengan atau tanpa perlindungan. Hanya 9% yang tidak menganggap perlindungan kesehatan mental sebagai hal yang penting.
Konsumen di Indonesia cenderung menganggap asuransi kesehatan mental penting (28%), diikuti oleh warga Australia sebesar 21%. Sebaliknya, warga Singapura dan Hong Kong bersikap lebih netral dan mungkin memilih asuransi kesehatan mental tanpa mempedulikan asuransi kesehatan mental.
Mayoritas konsumen APAC (63%) menyatakan bahwa mereka cenderung atau sangat mungkin membayar premi lebih tinggi untuk rencana asuransi yang menawarkan perlindungan kesehatan mental yang komprehensif.
Kesediaan ini khususnya terlihat di Indonesia, di mana 77% responden akan mempertimbangkan untuk membayar lebih.
Meskipun ada permintaan untuk cakupan kesehatan mental, 52% responden di seluruh APAC menyebutkan premi tinggi sebagai hambatan utama terhadap cakupan layanan kesehatan mental yang komprehensif dalam rencana asuransi kesehatan, terutama di kalangan konsumen Australia (56%).
Di Singapura dan Indonesia, selain biaya yang tinggi, kurangnya kesadaran tentang cakupan yang tersedia dan stigma seputar perawatan kesehatan mental juga dianggap sebagai hambatan yang signifikan.
Di antara layanan kesehatan mental, cakupan untuk perawatan rawat inap dan rawat jalan merupakan faktor paling berpengaruh yang membuat seseorang memilih penyedia asuransi (37%), diikuti oleh pemeriksaan kesehatan mental komprehensif (35%) dan penyertaan program kesehatan mental preventif (31%).
Hampir dua dari lima (37%) konsumen di APAC percaya bahwa perusahaan asuransi harus secara proaktif mempromosikan perlindungan kesehatan mental di samping kesehatan fisik. Konsumen Australia sangat mendukung pandangan ini, dengan 50% setuju.
Jumlah responden yang lebih tinggi (43%) merasa bahwa promosi perlindungan kesehatan mental harus bergantung pada biaya polis, dengan konsumen di Hong Kong (56%) dan Singapura (50%) menyatakan sentimen ini lebih kuat daripada yang lain.
Saat ini, lebih dari separuh (55%) konsumen di APAC memiliki asuransi kesehatan. Sementara 14% tidak memiliki asuransi tetapi berniat untuk mendapatkannya, 26% tidak memiliki asuransi maupun berencana untuk membelinya dalam 12 bulan ke depan.
Warga Singapura adalah yang paling mungkin saat ini memiliki asuransi kesehatan (77%), diikuti oleh penduduk Hong Kong (67%).
Metodologi:
Survei YouGov : Dilayani memberikan hasil survei cepat dari mewakili audiens nasional atau target audiens di berbagai pasar.
Data ini berdasarkan survei terhadap orang dewasa berusia 18+ tahun di 4 pasar dengan ukuran sampel gabungan sekitar 5000 untuk semua pasar. Semua survei dilakukan secara daring antara tanggal 26 dan 30 September 2024.
Data dari setiap pasar menggunakan sampel representatif daring, kecuali Australia yang menggunakan sampel representatif nasional.
SF-Admin