Indonesia, seperti banyak negara lain di kawasan Asia Pasifik, memiliki potensi yang besar untuk daur ulang PET. Data terakhir Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyatakan bahwa Indonesia setidaknya 18,8 juta ton sampah plastik dihasilkan pada tahun 2023.
Dengan terjangkaunya tenaga kerja dan biaya produksi manufaktur, menjadikan kawasan Asia Pasifik wilayah yang sangat potensial bagi industri daur ulang. Kawasan ini memang sudah lama mendominasi layanan daur ulang limbah global, kontribusi pangsa pasar Asia Pasifik pada tahun 2020 diperkirakan sekitar 40 persen dari total.
Terkini, PT Inocycle Technology Group Tbk (“INOV “) sebagai perusahaan daur ulang limbah PET meningkatkan kapasitas produksi dan memperluas jaringan pengumpulan di Indonesia.
“Dalam komitmen kami untuk meningkatkan recycling rate terhadap sampah PET, kami berusaha untuk terus memperluas kapasitas produksi dan jaringan pengumpulan. Selain untuk meningkatkan recycling rate yang masih rendah di Indonesia, hal tersebut juga untuk berkontribusi pada ekonomi sirkular. Kami menargetkan kota-kota kecil hingga menengah di Indonesia sekaligus bisa membuka lapangan pekerjaan bagi sektor informal,” jelas Direktur INOV, Victor Choi.
Langkah INOV didukung oleh kesiapan dan kapasitas Perusahaan tersebut. Dari segi kinerja keuangan, hingga akhir September 2023 perseroan berhasil mencatatkan penjualan bersih senilai Rp 464,4 miliar.
Perusahaan tersebut telah membuka fasilitas pencucian kelima di Subang, Jawa Barat, dengan kapasitas 12.000 MT/tahun sehingga total kapasitas fasilitas pencucian Inocycle saat ini telah melampaui angka 40.000 MT/tahun.
INOV juga baru-baru ini menambahkan pabrik re-PSF keempat mereka dengan kapasitas produksi 7.200 MT/tahun. Untuk mengimbangi kapasitas produksi tersebut, Inocycle juga terus meningkatkan kemampuan mereka dalam mengumpulkan limbah botol plastik yang merupakan bahan baku daur ulang.
Hingga akhir Desember 2023, INOV telah mengumpulkan sekitar 2,4 miliar sampah botol plastik atau 33 ribu ton sampah botol plastik melalui 9 titik pengumpulan sampah yang mereka miliki.
Industri daur ulang menyimpan potensi yang cukup signifikan, pada tahun 2023 saja nilai pasar daur ulang diperkirakan mencapai 55,1 miliar Dolar AS atau sekitar dengan Rp 836 triliun. Industry ini juga diperkirakan akan terus bertumbuh dan melampaui angka 90 miliar Dollar AS pada tahun 2028 dengan Compound Annual Growth Rate sebesar 4.8%.
Dalam meningkatkan akses dan kesadaran masyarakat, Inocycle memiliki perusahaan afiliasi PT Plasticpay Teknologi Daurulang, yang merupakan sebuah platform berbasis sosial digital dengan aplikasi bernama PlasticPay.
Perusahaan tersebut dibentuk sejak tahun 2020 untuk mendukung ekosistem ekonomi sirkular dalam mewujudkan pengelolaan sampah plastik berkelanjutan menjadi produk bermanfaat.
Dalam targetnya, PlasticPay berencana membangun 2.000 titik pengumpulan baru di tahun 2024, jadi naik dua kali lipat dari tahun lalu. PlasticPay mengincar lokasi strategis di berbagai kota sehingga lebih mudah dijangkau konsumen.
Ekonomi sirkular adalah pendekatan sistem ekonomi yang bertujuan memaksimalkan kegunaan dan nilai dari bahan mentah, komponen, serta produk sehingga jumlah bahan sisa yang berakhir di tempat pembuangan akhir bisa dikurangi. E
konomi sirkular juga akan berkontribusi pada pembentukan Ekonomi Hijau yang memiliki prinsip mengejar pertumbuhan ekonomi dengan tidak menimbulkan dampak negatif pada masyarakat ataupun lingkungan.
Tidak hanya mengumpulkan botol plastik untuk diproses, INOV dan PlasticPay juga menggencarkan ekspansi dan gerakan-gerakan sosial lainnya untuk mengatasi masalah sampah, misalnya dengan menggandeng UMKM dan pegiat Industri Kreatif di Indonesia untuk menciptakan produk-produk upcycle yang terbuat dari 100% sampah botol plastik yang telah di daur ulang oleh INOV.
Dengan cara ini sampah botol bisa disulap menjadi produk-produk dengan nilai ekonomis yang tinggi dan tidak lagi mengotori sungai.
SF-Admin