Oleh: Antoine Gross, General Manager Southeast Asia & India impact.com
Industri pariwisata Indonesia menunjukkan sinyal positif pasca pencabutan total aturan masuk COVID-19 yang berlaku sejak tahun lalu.
Destinasi wisata populer kembali dipadati pengunjung, dengan pergerakan wisatawan domestik di semester pertama tahun 2023 mencapai 433,57 juta perjalanan (meningkat 12,57% dibandingkan tahun 2022).
Kunjungan wisatawan mancanegara per Juli 2023 juga mencatat angka positif yaitu 6,31 juta kunjungan (naik 196,85% dibandingkan tahun 2022).
Meskipun industri pariwisata Indonesia menunjukkan tren pemulihan yang positif, muncul pula tantangan baru, yaitu beradaptasi dengan era digital. Pendekatan pemasaran tradisional yang dulunya efektif mungkin tidak lagi memadai di era ini.
Hal ini terlihat dari tingginya tingkat pemblokiran iklan di Indonesia, khususnya pada kalangan usia 16-34 tahun, mencapai 41%. Hal ini mengakibatkan penurunan Rasio Klik-Tayang (CTR) untuk iklan tradisional, seperti iklan berbasis programmatic.
Di sisi lain, konsumen Indonesia semakin skeptis terhadap iklan tradisional. Survei menunjukkan bahwa 87% konsumen Indonesia lebih percaya pada rekomendasi dari influencer atau selebriti dibandingkan iklan tradisional.
Keadaan ini memaksa para pelaku usaha di industri pariwisata untuk mengevaluasi kembali strategi pemasaran mereka. Antoine Gross, General Manager impact.com untuk Asia Tenggara dan India, memberikan beberapa penjelasan terkait hal ini.
Bangkitnya Influencer Marketing di Industri Pariwisata Indonesia
Di tengah era digital, pemasaran influencer telah menjadi strategi penting bagi brand untuk menjangkau dan membangun hubungan dengan calon pelanggan.
Di Indonesia, khususnya di sektor pariwisata, pemasaran influencer memiliki daya tarik yang besar dan menunjukkan potensi yang menjanjikan di masa depan.
Hal ini dibuktikan dengan 18% konsumen Indonesia yang menjadikan rekomendasi influencer sebagai acuan dalam mengambil keputusan pembelian terkait perjalanan.
Popularitas pemasaran influencer ini juga tercermin dalam proyeksi pengeluaran iklan di pasar Periklanan Influencer Indonesia, yang diprediksi mencapai US$225 juta pada tahun 2024.
Angka ini menunjukkan kepercayaan besar para pelaku usaha terhadap efektivitas pemasaran influencer dalam menjangkau target pasar yang tepat dan mendorong konversi penjualan.
Di era digital ini, influencer perjalanan telah menjadi kekuatan yang tak terelakkan dalam industri pariwisata. Mereka bukan sekadar pengiklan impersonal, melainkan individu yang membangun kepercayaan dengan audiens mereka melalui petualangan dan wawasan otentik.
Keunggulan utama influencer perjalanan terletak pada kemampuan mereka dalam menjalin hubungan yang kuat dengan pengikutnya. Berbeda dengan iklan tradisional yang sering kali terasa impersonal, influencer perjalanan menghadirkan rekomendasi berdasarkan pengalaman nyata, dilengkapi dengan visual yang menarik dan cerita yang memikat. Hal ini membuat destinasi impian terasa lebih mudah dijangkau dan membangkitkan rasa ingin tahu para pengikut.
Lebih dari itu, influencer perjalanan sering kali memiliki niche atau spesialisasi tertentu, seperti wisata kuliner, petualangan alam, atau wisata budaya. Hal ini memungkinkan brand untuk terhubung dengan audiens yang sangat relevan dan memiliki minat yang sama dengan niche influencer tersebut.
Keefektifan influencer perjalanan dalam mendorong konversi pun telah teruji. Dengan menginspirasi pengikut melalui konten interaktif, ulasan, dan rekomendasi, brand dapat meningkatkan buzz di sekitar destinasi, menjangkau audiens baru, dan mendorong engagement. Pada akhirnya, hal ini dapat berujung pada peningkatan pemesanan dan keuntungan bagi brand.
Memilih Influencer yang Tepat untuk Kampanye: Nano vs Mega Influencer
Pemasaran influencer menawarkan berbagai manfaat bagi brand, mulai dari meningkatkan awareness hingga mendorong konversi. Namun, memilih influencer yang tepat adalah kuncinya.
Baik nano influencer maupun mega influencer memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Nano influencer memiliki jangkauan yang lebih kecil, namun engagement yang lebih tinggi. Sedangkan mega influencer memiliki jangkauan yang luas, namun engagement yang lebih rendah.
Pemilihan influencer yang tepat tergantung pada tujuan kampanye. Jika brand ingin meningkatkan awareness, mega influencer mungkin pilihan yang tepat. Namun, jika ingin mendorong konversi, nano influencer mungkin lebih efektif.
Manfaatkan Kekuatan Mega Influencer untuk Meningkatkan Kesadaran Brand
Mega influencer, seperti selebritas dan figur publik dengan pengikut yang banyak, memiliki kekuatan untuk menjangkau audiens yang besar dan meningkatkan visibilitas brand. Hal ini menjadikan mereka ideal untuk strategi marketing yang fokus pada peningkatan awareness brand.
Data menunjukkan bahwa mega influencer memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen Indonesia.
Faktanya, 73% konsumen Indonesia menyatakan bahwa mega influencer lebih berpengaruh dibandingkan selebriti tradisional.
Brand pariwisata dapat memanfaatkan kekuatan mega influencer untuk membuat konten menarik yang menginspirasi audiens dan meningkatkan minat terhadap destinasi atau pengalaman wisata tertentu.
Influencer Mikro dan Nano: Mendorong Keterlibatan dan Konversi
Influencer mikro dan nano memiliki keunggulan dalam membangun relasi yang mendalam dengan pengikut mereka. Rekomendasi yang mereka berikan terasa otentik dan dapat dipercaya, memperkuat hubungan jangka panjang dengan konsumen.
Dengan interaksi yang lebih intens, mereka dapat menyampaikan pesan brand secara efektif dan mencapai khalayak yang lebih luas melalui konten kreatif dan kampanye yang ditargetkan.
Hubungan yang erat ini juga dapat dimanfaatkan untuk mengadakan berbagai acara, seperti kontes dan giveaway, yang dapat meningkatkan kesadaran brand serta penjualan.
Dalam memilih influencer, perlu mempertimbangkan peran mereka dalam mencapai tujuan kampanye, baik itu untuk meningkatkan kesadaran brand, keterlibatan, penjualan, atau keduanya.
Pemasaran influencer bukanlah strategi yang cocok untuk semua kasus, oleh karena itu penting untuk menetapkan tujuan kampanye secara jelas dan mengidentifikasi keunggulan unik dari masing-masing influencer untuk mencapai dampak yang optimal.
Bagaimana Travel Brand di Indonesia Dapat Bekerja Sama dengan Influencer
Di Indonesia, brand pariwisata menerapkan berbagai strategi untuk mengontrak dan memberi kompensasi kepada influencer, selaras dengan tujuan tertentu dan pertimbangan anggaran.
Berdasarkan sebuah studi dari Jurnal Kepariwisataan Indonesia, taktik yang umum dilakukan adalah pendekatan “kolaborasi barter”, di mana brand perjalanan menawarkan akomodasi, penerbangan, makanan, dan pengalaman gratis kepada influencer sebagai imbalan atas pembuatan konten dan promosi.
Pendekatan lain adalah model afiliasi, di mana influencer menerima komisi untuk mengarahkan traffic dan penjualan ke situs web brand melalui tautan unik. Metode ini menghasilkan pemesanan langsung dan influencer dibayar berdasarkan konversi.
Beberapa brand memilih perjanjian hybrid, menggabungkan pembayaran tetap dan model afiliasi. Influencer dibayar atas waktu dan sumber daya mereka dalam membuat konten, dan juga menerima komisi berdasarkan performa. Strategi kerjasama ini memungkinkan brand memanfaatkan jangkauan influencer dan mendorong hasil yang nyata.
Mengukur Keberhasilan Pemasaran Influencer dengan Platform yang Tepat
Melacak kinerja program influencer secara manual bisa rumit dan tidak akurat, terutama untuk kampanye besar. Untungnya, platform pemasaran influencer yang tepat dapat menawarkan solusi hemat biaya yang memberikan manfaat signifikan.
Platform ini biasanya hanya mewakili sebagian kecil dari anggaran kampanye, namun menawarkan nilai besar dalam hal akurasi, skalabilitas, dan proses pembayaran yang efisien. Platform ini juga memberikan wawasan berharga bagi brand dan influencer.
Brand dapat memantau metrik kinerja utama, melacak ROI, dan mengoptimalkan kampanye. Influencer dapat mengukur kinerja mereka sendiri, melihat pendapatan, dan berkomunikasi dengan brand, semuanya dalam satu platform terpusat.
Pendekatan ini membantu memastikan bahwa kampanye influencer efektif dan menghasilkan hasil yang nyata.
Membangun Kemitraan Influencer Jangka Panjang dan Berkelanjutan
Influencer memainkan peran penting dalam industri pariwisata Indonesia. Oleh karena itu, penting bagi brand untuk membangun kemitraan jangka panjang dan berkelanjutan dengan influencer.
Kunci dari kemitraan yang sukses adalah transparansi, otonomi, dan keseimbangan antara pengaruh dan penjualan. Brand dan influencer harus bekerja sama dengan terbuka dan saling percaya, memberikan influencer kebebasan untuk berkreasi dan mengekspresikan diri mereka secara autentik.
Penting juga untuk mencapai keseimbangan antara influencer marketing dan penjualan. Influencer harus tetap fokus pada membangun hubungan yang tulus dengan audiens mereka, dan konten yang mereka buat haruslah menarik dan informatif, bukan hanya promosi penjualan.
Dengan membangun kemitraan yang saling menguntungkan, brand dapat memanfaatkan kekuatan influencer untuk meningkatkan awareness brand, membangun hubungan dengan audiens, dan mendorong konversi.
SF-Admin