markettrack.id – Lanskap periklanan digital di Indonesia menunjukkan dinamika yang menarik dan penuh tantangan.

Sebuah laporan terbaru dari DoubleVerify (DV), platform perangkat lunak terkemuka dalam verifikasi kualitas media, mengungkapkan bahwa Indonesia memimpin di kawasan Asia Pasifik dalam hal tingkat perhatian terhadap iklan.

Namun, di balik angka perhatian yang mengesankan ini, terdapat fluktuasi signifikan dalam kualitas media, terutama terkait kesesuaian merek dan tingkat penipuan. Temuan ini menyoroti pentingnya bagi pengiklan untuk mengadopsi strategi yang lebih cermat dan adaptif demi memastikan efektivitas serta keamanan investasi media mereka.

Laporan Global Insights 2025: Asia Pasifik yang dipublikasikan oleh DoubleVerify, didasarkan pada analisis lebih dari satu triliun impresi iklan secara global di berbagai lingkungan digital, termasuk desktop, mobile, dan connected TV (CTV), ditambah dengan survei mendalam terhadap marketer dan konsumen di seluruh dunia.

Laporan ini memberikan gambaran komprehensif tentang tren periklanan utama dan tolok ukur kualitas media di Asia Pasifik, khususnya Indonesia.

Secara global, laporan ini menunjukkan peningkatan signifikan dalam kualitas media, dengan penurunan pelanggaran kesesuaian merek dan tingkat penipuan, serta peningkatan viewability.

Namun, aspek perhatian tetap bervariasi secara signifikan di berbagai wilayah, format, dan perangkat, menegaskan bahwa tidak ada pendekatan tunggal yang bisa diterapkan untuk semua.

Di wilayah Asia Pasifik, standar kualitas media bervariasi. Wilayah ini mengalami peningkatan pelanggaran brand suitability serta tingkat authentic viewability yang rendah, meskipun tingkat fraud tetap lebih rendah secara keseluruhan.

Khusus untuk Indonesia, beberapa tren utama yang disoroti meliputi peningkatan pelanggaran brand suitability sebesar 19% dibandingkan tahun sebelumnya, mencapai 6,3%.

Fluktuasi signifikan dalam tingkat pelanggaran kesesuaian merek ini bertepatan dengan periode pemilihan umum Indonesia pada 2023-2024, di mana DV mengamati lonjakan pelanggaran brand suitability hingga 11,9 kali dalam satu hari, dibandingkan dengan baseline, bertepatan dengan pengumuman hasil pemilihan.

Tantangan Fraud dan Peran Penting Mobile

Kenaikan Fraud dan Visibilitas Iklan

Tingkat fraud di Indonesia meningkat 6% mencapai 0,3%. Penipuan aplikasi dan emulator menjadi kontributor tertinggi, dengan tingkat pelanggaran masing-masing 1,7 kali dan 1,4 kali lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain di wilayah tersebut.

Meskipun demikian, tingkat Authentic Viewable Rate naik menjadi 78% di Indonesia, dengan Tingkat Video Viewable Rate tertinggi di wilayah tersebut pada 88%, mengikuti tren di beberapa pasar lain di Asia Tenggara seperti Malaysia, Filipina, dan Thailand.

Dalam laporan DV “Trends in the Modern Streaming Landscape”, Asia Tenggara menjadi salah satu wilayah dengan Tingkat CTV Authentic Viewable Rate tertinggi pada 94%.

Indonesia Unggul dalam Perhatian Iklan

Indeks perhatian Indonesia sebesar 125 melampaui tolok ukur APAC. Ini didorong oleh iklan display mobile web berukuran kecil dan sedang, yang masing-masing sebesar 34% dan 43% di atas tolok ukur global.

Conrad Tallariti, Managing Director, Asia-Pasifik, DoubleVerify, menjelaskan bahwa ekosistem digital Indonesia menarik perhatian dengan indeks tinggi yang menggarisbawahi kuatnya engagement perangkat mobile di negara ini.

Namun, peningkatan fraud di aplikasi dan lonjakan pelanggaran brand suitability menandakan bahwa mendesaknya kebutuhan akan perlindungan untuk menyamakan tingkat kinerja.

Pengiklan di Indonesia menavigasi lingkungan yang semakin terfragmentasi di mana perhatian sulit didapat dan reputasi merek dapat berubah dalam sekejap. T

emuan terbaru ini menekankan pentingnya wawasan real-time dan spesifik untuk suatu wilayah dapat membantu merek dalam memaksimalkan ROI, meminimalkan pemborosan, dan memastikan investasi media mereka memberikan perlindungan dan kinerja.

Tren Global dan Tantangan Ad Fatigue

Perbandingan Global dan Prioritas Marketer

Di tingkat global, laporan Global Insights DV mengamati beberapa hal. Tingkat pelanggaran Brand Suitability turun 15% dari tahun ke tahun, dengan pelanggaran Kategori Tidak Sesuai masih merupakan mayoritas (65%) dari semua insiden.

Fraud/SIVT global turun 7% dari tahun ke tahun, tetapi penipuan bot meningkat tajam, khususnya di lingkungan aplikasi mobile.

Tingkat Authentic Viewable Rate global naik dari 3% menjadi 70%, didukung oleh upaya industri untuk mengatasi masalah “TV Off” di CTV. Terakhir, Asia-Pasifik memimpin semua wilayah dengan Indeks Perhatian 14% lebih tinggi dari tolok ukur global 100, sementara Amerika Utara tertinggal 4%.

Marketer di Asia-Pasifik semakin memprioritaskan saluran seperti jaringan media commerce, dengan lebih dari 20% di Asia Tenggara dan India berencana untuk meningkatkan investasi.

Format dengan performa terbaik, seperti social media reels dan feeds, secara konsisten melebihi baseline campaign, mencerminkan pergeseran yang lebih luas menuju periklanan berbasis kinerja dan terhubung secara digital.

Dampak Ad Fatigue pada Konsumen

Pada saat yang bersamaan, konsumen di wilayah Asia Pasifik menghabiskan rata-rata 3,5 jam per hari dengan konten online, dipimpin oleh media sosial.

Namun, ad fatigue meningkat: 46% menggunakan ad blockers, dan hampir separuh dari konsumen mengatakan mereka cenderung tidak membeli dari suatu merek jika iklannya muncul di samping konten yang salah atau menyinggung.

Ini memperkuat kebutuhan kritis akan kesesuaian merek (brand suitability) dan strategi media yang sadar akan konteks.

Seiring dengan meningkatnya kompleksitas investasi media, insights regional DV menyediakan roadmap penting bagi pengiklan untuk mengurangi pemborosan, meningkatkan engagement, dan mendorong hasil yang terukur di Indonesia dan sekitarnya.

KW DoubleVerify Iklan Indonesia

SF-Admin

Share.
Leave A Reply