Di tahun 2023, Indonesia menempati peringkat ke-33 sebagai negara tujuan yang diminati oleh para profesional dari luar negeri yang ingin bekerja. Peringkat ini naik secara signifikan, meningkat 18 peringkat dari posisi 51 di tahun 2020.

Hal ini menunjukkan daya tarik Indonesia yang semakin kuat. Sebagian besar profesional dari luar negeri memilih Indonesia karena budaya yang ramah dan inklusif, kualitas hidup yang baik, serta peluang yang terus berkembang pesat. Mayoritas profesional yang tertarik untuk bekerja di Indonesia berasal dari negara-negara di kawasan Asia Pasifik seperti Malaysia, Singapura, dan India.

Namun, terlepas dari tantangan secara global seperti ketegangan geopolitik, kekhawatiran ekonomi yang meluas, serta tren mobilitas yang sedang berkembang, impian untuk pindah kerja ke luar negeri tetap menginspirasi banyak pencari kerja di seluruh dunia.

Melalui laporan eksklusif berjudul “Decoding Global Talent 2024: Tren Mobilitas Pekerja” yang dirilis oleh Jobstreet by SEEK bekerja sama dengan Boston Consulting Group, The Network, dan The Stepstone Group, mengungkap preferensi lokasi dan bagaimana orang-orang di seluruh dunia ingin bekerja, termasuk bagi para pekerja profesional di Indonesia.

Survei global yang mencakup 188 negara ini mewawancarai lebih dari 150,000 responden, termasuk 19,154 tenaga kerja Indonesia yang memberikan wawasan lokal mengenai lanskap ketenagakerjaan saat ini.

Berdasarkan survei tersebut, ditemukan bahwa 67% masyarakat Indonesia pada tahun 2023 memiliki keinginan yang kuat untuk bekerja di luar negeri, setara dengan rata-rata kawasan Asia Tenggara yang mencapai 68%.

Meskipun angka ini menurun dari tingkat sebelum pandemi COVID-19 sebesar 82% pada tahun 2018, minat untuk bekerja di luar negeri tetap tinggi.

Selain itu, laporan eksklusif ini mengungkapkan bahwa para profesional di bidang digitalisasi, data science, dan AI paling bersedia untuk pindah ke luar negeri untuk bekerja (81%). Tren ini diikuti oleh paraprofesional di bidang lainnya seperti Teknik (77%), Profesi Kreatif dan Riset (76%), dan Teknologi Informasi (75%).

Namun, para profesional di bidang pelayanan sosial dan admin menunjukkan minat yang lebih rendah untuk pindah ke luar negeri, karena sifat pekerjaan mereka yang lebih terlokalisasi.

Di sisi lain, minat masyarakat Indonesia untuk melakukan pekerjaan internasional jarak jauh atau hybrid telah meningkat secara signifikan, dari 55% pada tahun 2020 menjadi 71% pada tahun 2023, menunjukkan peningkatan sebesar 16%.

Wisnu Dharmawan, Sales Director – Indonesia, Jobstreet by SEEK, mengatakan, “Berbeda dengan tren global di mana individu muda lebih bersedia untuk bekerja di luar negeri, masyarakat Indonesia di berbagai tahap kehidupan dan usia menunjukkan minat yang sama dalam relokasi internasional.”

Dari 67% masyarakat Indonesia yang ingin bekerja di luar negeri, 32% diantaranya memilih Jepang sebagai negara tujuan utama untuk bekerja, diikuti oleh negara maju lainnya seperti Australia, Singapura, dan Jerman.

Oleh karena itu, lanjut Wisnu, “Penting bagi kami untuk terus berkomitmen membantu perusahaan dalam memahami motivasi para pekerja ketika memilih negara atau perusahaan asing, termasuk melalui peluncuran laporan eksklusif ini.”

Sebanyak 29% responden menyatakan preferensi untuk bekerja di luar negeri dalam jangka menengah dan berniat untuk kembali ke Indonesia setelah lebih dari 3 tahun. Angka ini sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan para profesional di kawasan Asia Tenggara (25%) dan global (21%).

Namun, terdapat juga kelompok yang berencana tinggal di luar negeri untuk jangka panjang (20%) serta mereka yang belum bisa menentukan (23%). Hal ini menjadi tantangan bagi retensi talenta dan pengembangan ekonomi dalam negeri.

Wisnu mengatakan, “Perkembangan karir atau pengalaman kerja menempati peringkat tertinggi sebagai salah satu motivasi bagi masyarakat Indonesia yang ingin bekerja di luar negeri, di mana sekitar 70% dari mereka memiliki motivasi tersebut. Selain itu, alasan keuangan dan ekonomi serta keinginan untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik juga menjadi faktor penting yang memengaruhi keputusan untuk pindah ke luar negeri.”

“Namun, perlu dipahami bahwa meskipun banyak yang ingin berpindah, terdapat pula kelompok yang ingin tetap tinggal di Indonesia. Dibandingkan dengan angka global dan Asia Tenggara, biaya relokasi dan keterbatasan bahasa terlihat sebagai hambatan utama yang cukup signifikan,” ujarnya lagi.

“Survei global kami bertujuan untuk lebih memahami preferensi responden kami di seluruh dunia. Talenta dari negara lain tentu dapat menjadi sumber profesional yang luar biasa bagi perusahaan. Di Boston Consulting Group, kami bermitra dengan para pemimpin perusahaan dan masyarakat untuk mengatasi tantangan-tantangan terpenting dan menangkap peluang-peluang terbesar mereka. Perlu dipahami bahwa membangun kesempatan kerja bagi talenta luar negeri harus diiringi dengan model perekrutan yang tepat, kemungkinan relokasi, dan integrasi yang baik dengan karyawan yang sudah ada,” ujar Haikal Siregar, Managing Director, Boston Consulting Group Indonesia.

“Secara keseluruhan, orang-orang memilih negara untuk kesempatan kerja dan kualitas hidup, dan lebih menyukai pemberi kerja yang menawarkan dukungan dan keuntungan lebih – seperti kualitas hidup dan pendapatan yang lebih baik. Untuk mempersiapkan diri menghadapi ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan tenaga kerja, perusahaan dapat mempraktikkan perencanaan tenaga kerja yang lebih strategis mengikuti preferensi para pencari kerja global untuk pasar Indonesia,” tutup Haikal.

SF-Admin