markettrack.id – Lebih dari sekadar investasi teknologi, framework pendidikan siber yang komprehensif merupakan fondasi bagi ketahanan nasional dan kesejahteraan Indonesia di masa depan.
Seperti diketahui, generasi muda saat ini tumbuh dengan kemahiran teknologi. Namun, kepiawaian ini tidak serta merta melindungi mereka dari ancaman siber yang makin kompleks, mulai dari perundungan siber (cyberbullying), paparan konten berbahaya, hingga pengambilan data tanpa izin yang membuat pengguna muda semakin rentan.
Perkembangan pesat teknologi GenAI dan deepfake semakin memperburuk risiko ini, menciptakan metode baru untuk memanipulasi dan melakukan penipuan online melalui sarana yang berbasis AI.
Menyadari tantangan ini, berbagai pihak bergerak untuk memperkuat ekosistem pendidikan dan keamanan digital, termasuk di dalamnya adalah penguatan generasi digital yang cerdas dan berkarakter.
Sejalan dengan hal tersebut, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) RI menegaskan komitmennya pada penguatan generasi muda Indonesia dengan Program Penguatan Karakter, dimana salah satu di dalamnya terdapat program Anti Perundungan demi berupaya menghapus perundungan di lingkungan pendidikan.
Langkah ini menggarisbawahi pentingnya kolaborasi terutama oleh sejumlah peran seperti siswa sebagai agen perubahan dan guru sebagai fasilitator, dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang aman baik di lingkungan nyata maupun digital.
Lebih lanjut demi memperkuat kapasitas dan kesiapan talenta digital, Kemendikdasmen juga berencana menyertakan integrasi pembelajaran AI dan coding dalam kurikulum pendidikan mulai dari SD hingga SMA yang akan diimplementasikan pada tahun ajaran baru.
Inisiatif ini penting dalam membekali generasi muda dengan pemahaman teknologi, termasuk aspek keamanan siber, sekaligus menjadi strategi mengatasi kesenjangan talenta digital.
Namun, upaya kebijakan ini perlu dilengkapi dengan peran aktif dari sektor publik, pendidik, industri swasta dan orang tua dalam menciptakan lingkungan digital yang lebih aman.
“Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional, dengan menyadari kaitan yang erat antara literasi digital dan keamanan, kita juga perlu mewujudkan kolaborasi antara pemerintah, industri, lembaga pendidikan dan masyarakat,” ujar Adi Rusli, Country Manager, Indonesia, Palo Alto Networks.
Pendidikan dan kewaspadaan terhadap keamanan digital dan keselamatan menjadi sangat penting. Membekali generasi pelajar berikutnya dengan pengetahuan dan kurikulum keamanan siber yang komprehensif akan membantu mengatasi kesenjangan bakat di bidang keamanan siber.
Di samping itu, melindungi pengguna muda memerlukan pendekatan terpadu terhadap pendidikan, kesadaran, dan pengembangan solusi yang efektif dan inklusif.
“Dengan memberdayakan orang tua, pendidik, dan generasi muda menggunakan perangkat dan pengetahuan yang tepat, kita dapat membantu mereka menjelajahi dunia digital dengan percaya diri dan aman,” lanjut Adi
Berikut adalah beberapa tips untuk membantu keluarga dan sekolah menciptakan pengalaman online yang aman:
Untuk Orang Tua dan Wali:
- Mengamankan perangkat: Pastikan semua perangkat diperbarui dengan software ter-update dan kata sandi unik yang kuat untuk melindungi diri dari ancaman siber.
- Menjadi panutan: Tunjukkan perilaku online yang bertanggung jawab agar anak-anak terdorong untuk menerapkan praktik serupa.
- Ciptakan ruang digital yang aman: Letakkan komputer di area umum dan siapkan akun dengan akses terbatas untuk memastikan keamanan anak-anak saat menggunakan internet.
- Pantau perubahan yang tidak biasa dalam perilaku anak-anak: Waspadai pola-pola yang tidak biasa seperti peningkatan penggunaan perangkat, perubahan perilaku, atau penurunan aktivitas fisik harian yang signifikan.
Untuk Sekolah dan Pendidik:
- Ajarkan praktik baik dalam siber (cyber hygiene): Penting untuk mengajarkan kebiasaan baik yang dilakukan untuk melindungi perangkat, sistem, dan data dari ancaman siber. Berikan edukasi kepada siswa, staf, dan orang tua tentang cara mengenali tautan phishing dan memverifikasi pengirim email.
- Dorong diskusi terbuka: Ciptakan ruang aman bagi siswa untuk membahas kesalahan yang dilakukan dalam dunia maya, seperti mengklik tautan phishing, tanpa takut dihakimi.
- Mengedepankan komunikasi yang aman: Promosikan penggunaan “kata-kata aman” (safe words) untuk memverifikasi keaslian panggilan atau pesan dan mencegah penipuan peniruan identitas.
Pengguna muda sendiri harus mempraktikkan kebiasaan online yang baik untuk melindungi diri mereka dari ancaman digital.
Berikut ini beberapa cara agar mereka tetap aman saat berselancar di dunia maya:
- Perbarui perangkat secara berkala: Pembaruan keamanan melindungi perangkat dari peretas.
- Gunakan kata sandi atau frasa sandi yang kuat: Kombinasikan empat kata atau lebih secara acak untuk membuat kata sandi yang sulit ditebak tetapi mudah diingat.
- Aktifkan autentikasi multifaktor (MFA): Tambahkan lapisan keamanan ekstra dengan mengharuskan lebih dari sekadar kata sandi untuk mengakses akun.
- Berhati-hatilah saat beraktivitas online: Hindari mengklik tautan atau membuka file dari sumber yang tidak dikenal.
- Laporkan aktivitas yang mencurigakan: Beri tahu orang dewasa yang bisa dipercaya atau laporkan ke situs keamanan siber jika ada sesuatu yang tampak tidak biasa.
Palo Alto Networks berkomitmen untuk mengedukasi anak-anak, keluarga, dan pendidik tentang praktik online yang aman melalui inisiatif Cyber Safe Kids.
Program ini menyediakan alat interaktif, materi edukasi, dan panduan dari para ahli untuk mengembangkan ruang digital yang lebih aman di mana para pengguna muda dapat bereksplorasi dan belajar dengan percaya diri.
Melalui kerja sama dengan Indonesia Women in Cybersecurity (IWCS), Palo Alto Networks meluncurkan program kesadaran keamanan digital untuk anak-anak sebagai bagian dari inisiatif Perempuan Pelita Digital selama Ignite on Tour Indonesia pada Februari lalu, yang mendukung upaya pemerintah untuk mengatasi ancaman online yang terus berkembang.
SF-Admin