Pemanfaatan panel surya adalah solusi optimal bagi sektor industri yang menggunakan energi dalam jumlah tinggi dan intensif, selain mampu mengurangi emisi gas rumah kaca, dan berkontribusi pada langkah transisi menuju energi terbarukan.
Terkini, PT Unilever Indonesia, Tbk. yang akan berusia 90 tahun di bulan Desember ini, meresmikan proyek instalasi panel surya pada pabrik Beauty & Wellbeing dan Nutrition yang berlokasi di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang.
Proyek yang merupakan bagian penting dari upaya pencapaian Unilever Climate Transition Action Plan (CTAP) di Indonesia ini memiliki kapasitas 2,5 MWp, menjadikannya salah satu instalasi panel surya yang terbesar di Jababeka.
Acara peresmian dihadiri oleh perwakilan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI, perwakilan dari Kementrian Perindustrian RI, Pemerintah Kabupaten Bekasi, Cikarang Listrindo, dan PT Jababeka, Tbk., dan jajaran pimpinan Unilever global dan Unilever Indonesia sebagai tuan rumah.
Dalam sambutannya, Yudho Dwinanda Priaadi, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI menyampaikan, “Pemerintah berkomitmen kuat untuk berkontribusi menangani isu perubahan iklim melalui berbagai langkah dan kebijakan.”
Prioritas yang dikedepankan antara lain adalah mengakselerasi pemanfaatan energi surya, dimana kontribusi dari semua pihak sangat dibutuhkan, termasuk dari sektor industrial sebagai pengguna 31% dari total konsumsi energi nasional.
Pemerintah mengapresiasi PT Unilever Indonesia, Tbk. yang telah menjadi bagian dari upaya bersama untuk mendorong penggunaan energi terbarukan dan membantu menekan jejak karbon dengan inovasi dan kolaborasi, yaitu melalui instalasi panel surya berkapasitas 2,5 MWp ini.
Ira Noviarti, Presiden Direktur Unilever Indonesia menegaskan kembali komitmen Perusahaan untuk mendukung penuh agenda pemerintah dalam hal energi terbarukan dan target Net Zero Emission, “Tantangan perubahan iklim memerlukan keterlibatan semua pihak. Sebagai perusahaan yang telah beroperasi di Tanah Air selama hampir 90 tahun, Unilever Indonesia senantiasa mengambil aksi nyata melalui serangkaian program di bawah strategi global ‘The Unilever Compass’ yang pilar pertamanya adalah membangun planet yang lebih lestari.”
“Peralihan ke energi surya sebagai sumber energi bersih, terutama di pabrik-pabrik kami, adalah salah satu langkah konkret untuk memastikan bahwa kami mampu berkontribusi mengurangi emisi secara signifikan. Diprediksi, pemasangan panel surya pada dua pabrik kami akan mampu menekan emisi CO2 hingga 1.500 ton per tahun, setara dengan penanaman 20.000 pohon,” lanjut Ira.
Inisiatif ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Unilever Climate Transition Action Plan (CTAP), yaitu serangkaian target yang dirancang Unilever secara global sejak 2021 guna mewujudkan peta jalan pengurangan emisi yang sejalan dengan ambisi Perjanjian Paris 2015 untuk menahan kenaikan rata-rata suhu bumi agar tidak melewati ambang batas 1,5 derajat celcius.
CTAP telah menetapkan langkah-langkah Perusahaan untuk mengurangi emisi menjadi nol dalam operasinya pada 2030 dan menjadi nol bersih di seluruh rantai nilainya pada 2039.
Dengan kapasitas 2,5 MWp, panel surya yang akan diinstalasi bekerja sama dengan Cikarang Listrindo ini merupakan salah satu yang terbesar di Jababeka. Selain dari panel surya, Perusahaan juga mendapatkan pasokan listrik ramah lingkungan dari Renewable Energy Certificates (REC), yang diperoleh dari pembangkit listrik terbarukan di luar wilayah operasinya untuk memenuhi kebutuhan listrik jaringannya.
Selain menekan emisi, pemasangan panel surya ini juga ikut mendukung upaya efisiensi yang terus dilakukan Unilever Indonesia di sisi operasional. Di tengah harga komoditas yang masih fluktuatif, utamanya gas alam sebagai salah satu bahan utama pembangkit listrik, listrik yang diperoleh dari panel surya akan berpotensi untuk menghemat biaya.
“Ini adalah milestone penting bagi Unilever Indonesia dalam upaya berkelanjutan untuk mengurangi jejak lingkungan dengan mempromosikan praktik-praktik berkelanjutan di seluruh rantai nilai Perusahaan. Semoga akan lebih banyak perusahaan bergabung dalam upaya yang sama, sehingga secara kolektif kita dapat menciptakan iklim perindustrian yang lebih efisien dan ramah lingkungan,” tutup Ira.
SF-Admin