markettrack.id – Di tengah tantangan global yang mendesak seperti krisis iklim dan kesenjangan sosial, generasi penerus bisnis keluarga di Asia Tenggara menghadapi panggilan untuk memimpin. Mereka tidak hanya mewarisi, tetapi juga membawa nilai-nilai keluarga menuju inovasi yang berkelanjutan.

Pertukaran Pemuda ASEAN (AYE) 2025 di Bangkok menjadi wadah penting bagi delegasi Taylor’s University untuk memperdalam peran mereka.

Kegiatan ini berfokus pada bagaimana warisan, keberlanjutan, dan identitas budaya dapat membentuk kepemimpinan baru di kawasan ini.

Bagi perusahaan keluarga di Malaysia, yang merupakan tulang punggung perekonomian, pelajaran dari pertemuan ini sangat relevan. Proses suksesi kini dipahami sebagai amanah untuk menjaga tujuan bisnis, kesejahteraan masyarakat, dan kelestarian planet.

Inovasi Sosial dan Tanggung Jawab Generasi Penerus

Sebuah pembelajaran kunci dari pertukaran pemuda tersebut adalah pentingnya menanamkan nilai keberlanjutan ke dalam inti kepemimpinan.

Di Komisi Ekonomi dan Sosial PBB untuk Asia dan Pasifik (UNESCAP), delegasi diingatkan bahwa tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) 2030 masih jauh dari tercapai. Peringatan ini menjadi dorongan kuat bagi penerus bisnis keluarga muda di Malaysia.

Seruan PBB untuk tidak meninggalkan siapa pun sejalan dengan etos inklusif yang menjadi ciri khas perusahaan keluarga yang kuat.

Para pemimpin muda menyadari bahwa kepemimpinan harus melampaui urusan boardroom. Mereka harus memanfaatkan inovasi sosial, seperti mengubah sampah makanan menjadi produk baru, untuk menjaga ketahanan masyarakat dan martabat.

Para pembawa perubahan ini merefleksikan semangat kerangka Akreditasi Kewirausahaan Sosial Malaysia (SE.A). Hal ini menunjukkan semakin besarnya gelombang perusahaan keluarga yang berorientasi pada dampak.

Pesan bagi para pemimpin generasi berikutnya jelas: warisan keluarga akan terus berevolusi jika didorong oleh tujuan yang jelas.

Thailand memberikan gambaran bagaimana bisnis warisan memelopori inovasi hijau. Perusahaan keluarga Thailand membuktikan bahwa keberlanjutan dan profitabilitas dapat berjalan seiring. Mereka melakukannya tanpa mengorbankan nilai-nilai yang diturunkan antar generasi.

Model ini sangat relevan untuk Malaysia karena perusahaan keluarga menyumbang bagian signifikan dari PDB nasional. Pengusaha lokal telah menunjukkan komitmen melalui investasi energi terbarukan dan kepatuhan pada tata kelola lingkungan, sosial, dan perusahaan (ESG).

Narasi yang muncul adalah bahwa tradisi dan transformasi berjalan beriringan. Ini adalah undangan bagi kaum muda Malaysia dari latar belakang bisnis keluarga untuk tidak hanya mewarisi, tetapi juga berinovasi.

Dengan menjadikan nilai keluarga sebagai jangkar, generasi penerus dapat mengamankan masa depan perusahaan sambil menghormati visi para pendiri.

Warisan Budaya sebagai Keunggulan Kompetitif

Selama pertukaran, pendalaman budaya memberikan cetak biru kepemimpinan yang tangguh. Kunjungan ke situs-situs warisan Thailand memperkuat keyakinan bahwa identitas adalah dasar, bukan penghalang, bagi kemajuan.

Dalam masyarakat multikultural Malaysia, hal ini sangat terasa. Budaya, mulai dari kerajinan tradisional hingga festival komunitas, menjadi pendorong persatuan sosial dan peluang wirausaha.

Dalam bisnis keluarga, warisan tidak hanya dipertahankan, tetapi juga dihayati. Bahkan, di masa ketidakpastian global, budaya menjadi keunggulan kompetitif.

Sebagaimana bisnis keluarga mewariskan kisah, resep, dan ritual, mereka juga mewariskan tugas melindungi hal-hal penting. Hal-hal itu adalah karyawan, budaya, dan integritas perusahaan.

Nilai nyata dari pengalaman AYE 2025 terletak pada langkah selanjutnya. Para delegasi kembali dengan pengetahuan dan rasa tanggung jawab lintas generasi.

Kepemimpinan mereka akan diukur dari kemampuan menerjemahkan warisan menjadi tindakan nyata, baik melalui startup hijau atau revitalisasi bisnis tradisional.

Masa depan ekonomi Malaysia tidak hanya akan dibangun di atas warisan. Masa depan akan dibangun oleh mereka yang bersedia membawanya maju dengan keberanian, empati, dan visi inklusif.

Taylor’s Centre for Family Business (TCFB) adalah mitra kolaborasi dalam AYE 2025 yang diselenggarakan oleh ASEAN Youth Organisation. TCFB berdiri sebagai platform penting untuk transformasi ini.

TCFB memastikan perusahaan keluarga Malaysia tidak hanya bertahan. Mereka memimpin dengan membina kepemimpinan muda melalui lensa keberlanjutan, inovasi, dan kesinambungan budaya.

SF-Admin

Share.
Leave A Reply