Program MENTARI

markettrack.id – Program MENTARI (Menuju Transisi Energi Rendah Karbon Indonesia) mendukung pemerintah Nusa Tenggara Timur untuk menghasilkan dokumen Rencana Umum Energi Daerah (RUED) Provinsi NTT untuk tahun 2025-2034.

Dokumen RUED yang diserahterimakan kepada Gubernur Provinsi NTT akan menjadi referensi bagi pemerintah daerah untuk menentukan peta strategi dan kebijakan transisi energi rendah karbon yang adil dan inklusif di Provinsi NTT.

RUED ini perlu menjadi perhatian di tingkat nasional karena berhasil mengintegrasikan prinsip Gender, Disabilitas dan Inklusi Sosial ke dalam rancangan dokumen.

Program MENTARI adalah sebuah program kemitraan bilateral antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Inggris yang bertujuan untuk mewujudkan transisi energi yang adil di Indonesia.

Julio Retana, Team Leader MENTARI mengatakan, “Melalui program MENTARI, kami ingin memastikan bahwa pembangunan rendah karbon di Indonesia bersifat inklusif dan adil. Salah satu pendekatan kami melibatkan setiap tingkatan pemangku kepentingan, dari tingkat nasional hingga regional, sehingga potensi ekonomi rendah karbon Indonesia yang signifikan dapat dimanfaatkan secara efektif.”

Pada kesempatan yang sama, Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur, Emanuel Melkiades Laka Lena menekankan pentingnya kolaborasi dengan MENTARI, “Kemitraan dengan MENTARI sangat penting bagi Nusa Tenggara Timur dalam mewujudkan transisi energi yang inklusif dan berkelanjutan. Kami yakin, dengan dukungan MENTARI, Perda RUED dapat segera diproses dan diimplementasikan untuk memberikan manfaat bagi masyarakat NTT.”

NTT masih perlu mengejar tingkat elektrifikasi dengan memanfaatkan potensi sumber energi terbarukan. Untuk itu, pemerintah daerah terus berkomitmen untuk mendorong transisi ke energi bersih dan rendah karbon melalui berbagai kolaborasi.

Pengesahan dokumen ini diharapkan dapat membantu Provinsi NTT dalam mengoptimalkan potensi energi terbarukan yang diperkirakan mencapai 26.190 MW, hampir sepertiga diantaranya berupa tenaga surya.

Bertema ‘Membangun Swasembada Energi Bersih dari Desa’, acara ‘Merawat Pengetahuan, Merawat Bumi’ adalah wadah berbagi pembelajaran dan keahlian berdasarkan pengalaman Program MENTARI selama lima tahun, bersama pemerintah daerah, pemangku kepentingan, dan masyarakat di provinsi NTT.

Selama dua hari, para pemangku kepentingan dari tingkat provinsi hingga kabupaten, berkesempatan untuk mempelajari Rencana Umum Energi Daerah (RUED) NTT yang inklusif secara langsung.

Sahid Junaidi, Sekretaris Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengatakan, “Kementerian ESDM mengapresiasi berbagai capaian dari program MENTARI, hasil kerjasama pemerintah Indonesia dengan Inggris, untuk mendorong energi bersih rendah karbon baik untuk masyarakat NTT maupun secara nasional, termasuk dihasilkannya RUED ini.”

EBTKE menekankan bahwa kemitraan dengan MENTARI telah sejalan dengan target nasional untuk mencapai net zero emission pada 2060 dan proyek percontohannya telah membantu meningkatkan rasio elektrifikasi di masyarakat kurang mampu, khususnya di Indonesia Timur, sekaligus berkontribusi pada penciptaan lapangan kerja dan inklusi sosial.

MENTARI telah menghabiskan lebih dari satu tahun untuk memfasilitasi, menyediakan sumber daya serta pengetahuan, mengumpulkan data relevan, serta penelitian dan publikasi guna memperkaya dokumen RUED.

MENTARI berkolaborasi dengan IESR dalam pemodelan RUED, serta kontribusi Dewan Energi Nasional dan kementerian terkait seperti Bappenas, Kemendesa, ESDM, dan KPPPA.

Dokumen RUED ini menjadi yang pertama di Indonesia yang dikembangkan dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip gender, disabilitas, dan inklusi sosial (GEDSI) serta memperkenalkan mekanisme pemantauan dan evaluasi yang kuat.

Dengan demikian, dapat dipastikan bahwa kebijakan energi tidak hanya melayani tujuan ekonomi dan lingkungan, tetapi juga menegakkan keadilan dan inklusivitas bagi seluruh lapisan masyarakat.

Selain sosialisasi dan penyerahan dokumen RUED, MENTARI juga memperkenalkan berbagai produk pengetahuan yang dihasilkan, sebagai gambaran kontribusi program terhadap transisi energi di Indonesia.

Acara ini juga mencakup sesi refleksi melalui video Gender Action Learning for Sustainability, dengan menghadirkan women champion dari Desa Mata Redi dan Mata Woga, Sumba Tengah.

MENTARI juga telah membangun proyek percontohan model energi terbarukan yang dapat direplikasi di kawasan pedesaan, salah satunya adalah teknologi percontohan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) 95 kWp dengan teknologi Smart Meter di Desa Mata Redi dan Mata Woga, Sumba Tengah.

Inisiatif ini telah mampu mengalirkan listrik ke 238 rumah dan fasilitas publik lainnya serta memberdayakan BUM Desa yang telah berhasil memproduksi produk-produk desa unggulan menggunakan energi terbarukan dan masuk ke pasar nasional.

SF-Admin