markettrack.id – PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) (PT SMI) menunjukkan langkah nyata dalam bertransformasi menjadi Development Finance Institution (DFI) untuk berperan lebih aktif dalam mendukung pembangunan nasional.
Sebagai DFI yang lebih fokus pada penciptaan dampak lebih besar pada sosial ekonomi masyarakat, PT SMI menandatangani 3 fasilitas pembiayaan di sektor pendidikan dan kesehatan, serta penyediaan air minum.
PT SMI menandatangani fasilitas pembiayaan dengan nilai total Rp 735,7 miliar dengan Universitas Gadjah Mada (UGM), Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirta Pakuan Kota Bogor, dan Perumda Air Minum Surya Sembada Kota Surabaya pada Rabu, 12 Maret 2025, di kantor PT SMI, Gedung Sahid Sudirman Center, Jakarta.
Acara penandatanganan dihadiri oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani Indrawati beserta jajaran dari Kementerian Keuangan, Wali Kota Bogor, Dedie Rachim, Sekretaris Daerah Kota Surabaya, Ikhsan, Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D, Direktur Utama Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor, Rino Indira Gusniawan, Direktur Utama Perumda Air Minum Surya Sembada Kota Surabaya, Arief Wisnu Cahyono, hingga Direktur Utama PT SMI, Reynaldi Hermansjah beserta jajaran PT SMI.
Perjanjian pertama merupakan Penyediaan Fasilitas Pembiayaan Investasi Syariah antara PT SMI dan UGM untuk pengembangan Rumah Sakit Akademik (RSA) milik Universitas tersebut.
Ini merupakan terobosan baru PT SMI, karena merupakan pembiayaan pertama terhadap Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) di Indonesia.
PT SMI akan menyalurkan pinjaman senilai Rp 405,3 miliar untuk membangun gedung baru RSA UGM, serta penyediaan alat kesehatan termutakhir. Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D. juga mengucapkan terima kasih atas dukungan dari PT SMI untuk memperkuat posisi UGM sebagai rujukan sarana penelitian dan pendidikan profesi Kesehatan di Indonesia.
RSA UGM akan naik kelas menjadi Rumah Sakit Tipe A, sekaligus peningkatan kapasitas hingga 650 tempat tidur, pelayanan untuk 40.378 pasien rawat inap, dan 271.496 pasien rawat jalan.
Selain fasilitas pembiayaan di sektor pendidikan dan kesehatan sekaligus, PT SMI juga menandatangani fasilitas pembiayaan dengan 2 perusahaan daerah pengelola air minum.
Yang pertama, rencana kerja sama pembiayaan kepada Perumda Air Minum Surya Sembada Kota Surabaya senilai Rp 160 miliar yang akan dipergunakan untuk rehabilitasi jaringan pipa pada tahun 2025 dan 2026.
Pada tahun ini, jaringan pipa utama dan sekunder sepanjang kurang lebih 25 kilometer, akan diganti, karena telah berumur 20 sampai dengan 100 tahun.
Ini akan menurunkan Non Revenue Water (Air Tidak Berekening) akibat pipa yang sudah tua. Sekretaris Daerah Kota Surabaya, Ikhsan berharap rehabilitasi jaringan pipa akan meningkatkan keandalan distribusi air di daerah pelayanan Kota Surabaya, sehingga kualitas air yang sampai kepada masyarakat dapat semakin baik.
Selanjutnya, PT SMI juga menandatangani perjanjian kerja sama dengan Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor senilai Rp 170,4 miliar, yang dialokasikan untuk dua proyek pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), yaitu SPAM Cikereteg dan SPAM Bogor Barat / Ciwaringin di Kota Bogor.
Wali Kota Bogor, Dedie Rachim, menyebut akan ada tambahan total 40 ribu sambungan rumah dari pembangunan dua proyek SPAM tersebut. Pinjaman dari PT SMI juga akan meningkatkan kapasitas dan distribusi air bersih di kawasan Cikereteg sebesar 200 liter per detik dan Bogor Barat sebesar 300 liter per detik.
Melalui 3 penandatanganan ini, PT SMI memperlihatkan komitmen untuk mendorong pertumbuhan di berbagai sektor, melalui pembangunan yang memberi dampak.
“Sebagai bagian dari proses transformasi menjadi DFI, PT SMI ingin terus menciptakan manfaat sebanyak mungkin dan seluas mungkin kepada masyarakat. Dengan UGM kita bisa membantu meningkatkan mutu pendidikan sekaligus kesehatan yang akan menghasilkan generasi yang cerdas dan kompetitif, sejalan juga dengan peningkatan akses pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Begitu pula kerja sama pembiayaan dengan Perumda Tirta Pakuan dan Perumda Air Minum Surya Sembada, membuat masyarakat Kota Bogor dan Kota Surabaya mendapatkan akses air minum yang memadai. Ke depan kami akan lebih aktif lagi memetakan berbagai kebutuhan masyarakat, agar layanan di berbagai sektor dapat lebih efektif dan efisien”, ujar Direktur Utama PT SMI Reynaldi Hermansjah.
Dalam acara ini juga diluncurkan aplikasi pembiayaan utang daerah, hasil koordinasi 4 Kementerian, yaitu Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Keuangan, Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional / Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.
Aplikasi ini memudahkan Pemerintah Daerah untuk dapat mengakses Pembiayaan Utang Daerah serta memproses pertimbangan tiga Menteri.
Melalui aplikasi ini, Pemda dapat menggunakan fitur-fitur untuk mengunggah dokumen persyaratan, pencatatan Service Level Agreement (SLA), notifikasi dan sarana komunikasi, dan automatic approval jika terlampauinya SLA 15 hari.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengapresiasi inisiatif PT SMI dalam mendukung pembangunan infrastruktur multisektor.
“Hari ini, kita hadir untuk menyaksikan dua penandatanganan kerja sama yang penting, yakni antara PT SMI dengan PTNBH UGM dan PT SMI dengan PDAM. Ini pecah telur dengan PTNBH, jadi kita harapkan bisa membuka peluang kerja sama dengan PTNBH lain, untuk menguatkan sektor pendidikan dan kesehatan. Untuk dua PDAM, kita tahu Pemerintah juga fokus dalam mendorong ketersediaan air minum layak, jadi ini tentu selaras dan pastinya harus terus didorong dan ditingkatkan”, kata Menkeu.
Sri Mulyani juga memberikan pesan dan arahan khusus kepada PT SMI. “PT SMI sudah cukup matang bagi sebuah institusi, tetapi masih dalam tahap pertumbuhan untuk terus meningkatkan kontribusi terhadap pembangunan nasional. Ketahanan atau resilience juga menjadi faktor kunci dalam menghadapi tantangan yang ada, dan PT SMI harus terus beradaptasi serta berinovasi untuk mencapai visi jangka panjangnya. PT SMI juga harus berani mengambil risiko, karena dengan begitu perjuangan membangun Indonesia menjadi dapat terus dilakukan, tetapi semuanya harus tetap berada dalam koridor Good Corporate Governance yang baik”, tambah Sri Mulyani.
SF-Admin