markettrack.id – Perkembangan pesat teknologi kecerdasan buatan (AI) telah mendorong transformasi signifikan pada infrastruktur jaringan di perusahaan.
Sebuah studi global terbaru dari Cisco menyoroti pergeseran besar ini, di mana kehadiran asisten dan agen AI menciptakan lalu lintas jaringan yang lebih cepat dan kompleks. Hal ini menuntut jaringan untuk lebih adaptif dan responsif terhadap perubahan.
Arsitektur jaringan yang lebih dinamis ini menjadi kunci untuk mendukung kebutuhan bisnis di masa depan. Tuntutan akan ketersediaan jaringan yang selalu aktif serta meningkatnya ancaman keamanan siber menjadi pendorong utama.
Alhasil, para pemimpin IT kini memandang jaringan tidak hanya sebagai infrastruktur, tetapi sebagai fondasi strategis yang vital bagi operasional dan pertumbuhan perusahaan.
Menggali Lebih Dalam Enam Sinyal Perubahan
Perubahan ini ditandai oleh enam sinyal utama yang menunjukkan pentingnya jaringan modern. Jaringan telah menjadi prioritas strategis; hampir seluruh perusahaan di Indonesia menganggapnya penting untuk mendukung AI, IoT, dan cloud, yang menjadi fondasi inovasi. Oleh karena itu, para pemimpin IT berencana meningkatkan anggaran untuk jaringan.
Selain itu, jaringan yang aman adalah keharusan mutlak. Sebanyak 100% pemimpin IT menilai keamanan jaringan sangat penting untuk operasional, karena meningkatnya ancaman siber menuntut pendekatan keamanan yang lebih terintegrasi dan proaktif. Peningkatan kualitas jaringan secara langsung memperkuat pertahanan siber perusahaan.
Ketahanan jaringan juga menjadi kebutuhan utama, terutama karena 60% perusahaan pernah mengalami gangguan serius yang merugikan hingga miliaran rupiah.
Jaringan yang tangguh memastikan kelangsungan bisnis dan melindungi dari dampak finansial akibat serangan siber, beban jaringan yang besar, atau kesalahan konfigurasi.
Para pemimpin IT melihat AI sebagai pendorong pendapatan. Dampak terbesar jaringan modern adalah penerapan AI yang bisa melakukan personalisasi dan otomatisasi pengalaman pelanggan, sehingga dapat meningkatkan loyalitas pelanggan dan pertumbuhan bisnis. Dengan demikian, investasi pada jaringan modern dapat memberikan return yang nyata.
AI juga mengubah infrastruktur komputasi secara fundamental. Banyak pemimpin IT mengakui pusat data mereka belum memenuhi kebutuhan AI, sehingga mereka berencana meningkatkan kapasitasnya.
Perubahan ini menunjukkan perlunya arsitektur hibrida yang mengombinasikan pusat data on-premise dengan cloud untuk fleksibilitas dan skalabilitas.
Terakhir, para pemimpin menginginkan jaringan yang lebih cerdas. Mereka menyadari jaringan otonom berbasis AI penting untuk pertumbuhan masa depan.
Namun, masih banyak yang perlu mengadopsi kemampuan cerdas seperti segmentasi, visibilitas, dan kontrol untuk membuat jaringan mereka lebih adaptif dan efisien.
Jaringan sebagai Investasi Strategis Jangka Panjang
Para pemimpin IT sudah menghasilkan nilai finansial dari jaringan modern, terutama melalui peningkatan pengalaman pelanggan, efisiensi operasional, dan inovasi.
Namun, nilai ini berisiko hilang jika infrastruktur belum siap untuk skala real-time atau kebutuhan AI. Oleh karena itu, investasi yang tepat pada jaringan yang cerdas dan aman sangat krusial.
Peningkatan jaringan juga menjanjikan penghematan biaya yang signifikan. Operasional yang lebih pintar, gangguan yang lebih sedikit, dan konsumsi energi yang lebih rendah, semuanya berkontribusi pada efisiensi. Lebih dari 95% pemimpin IT meyakini peningkatan jaringan akan langsung mendongkrak pendapatan.
Secara global, para eksekutif semakin mengandalkan pemimpin teknologi mereka untuk memimpin transformasi arsitektur jaringan. Mereka menyadari bahwa infrastruktur lama yang ketinggalan zaman akan menjadi hambatan besar bagi pertumbuhan bisnis.
Dengan demikian, modernisasi jaringan bukan lagi sekadar proyek IT, melainkan strategi bisnis penting yang didukung penuh oleh manajemen puncak. Kemitraan yang terpercaya dengan vendor teknologi menjadi kunci sukses dalam perjalanan ini.
SF-Admin