markettrack.id – Perilaku pencarian informasi masyarakat semakin bergeser ke arah penggunaan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan.
Banyak orang mengandalkan generative AI untuk mencari informasi dan hal ini menciptakan tantangan baru yakni menurunnya kunjungan ke situs secara drastis karena terjadinya “Zero-click” ke situs-situs eksternal. Penurunan yang signifikan ini terjadi secara global, termasuk Indonesia.
Menanggapi fenomena ini, Maverick meluncurkan sebuah white paper yang diyakini sebagai yang pertama terkait visibilitas generative AI.
Studi ini berfokus pada industri perbankan dengan menganalisa lebih dari 400 prompt (perintah yang dikeluarkan oleh pengguna AI) di enam platform AI yakni ChatGPT, Gemini, Perplexity, Copilot, Google AI Overview and Grok sepanjang Juli 2025. Hasilnya menunjukan hampir 70% rujukan AI bersumber dari editorial media (earned media).
“Pencarian berbasis AI telah berpotensi sebagai “influencer” paling berpengaruh dalam manajemen reputasi dan brand modern,” ujar Ong Hock Chuan, Founder Maverick.
Komunikasi yang sukses kini memerlukan pemahaman tentang bagaimana mempengaruhi influencer – yaitu sistem AI yang membentuk persepsi publik.
Hal ini membuka peluang besar bagi para profesional PR yang memiliki pemahaman lebih mendalam terkait strategi earned media, menjaga konsistensi pesan dan membangun kredibilitas.
Mengintip Citra Brand di ‘Mata’ AI
White paper berjudul AI Visibility of Indonesian Banks 2025: A Study on Generative Research and Source Influence in Indonesia diluncurkan dalam acara The Comms Club Vol. 15: Your Bank’s AI Visibility and Why This Matters.
Riset ini berfokus pada bank KBMI 4 dan KBMI 3, dengan menilai lima pilar reputasi utama yakni stabilitas keuangan, kepatuhan dan tata kelola, keamanan data, pengalaman dan kepercayaan nasabah, serta nilai dan persepsi merek.
Studi ini juga menemukan bahwa AI jarang menghasilkan penilaian negatif terhadap sebuah brand. Sebagian besar evaluasi cenderung netral atau positif, dengan 71% sitasi berasal dari artikel yang diterbitkan dalam satu tahun terakhir, yang menunjukkan preferensi AI terhadap sumber dari artikel terbaru
Pembicara lain di The Comms Club, Dian Gemiano, Chief Marketing Officer Kompas Gramedia Group sekaligus Chairman Indonesia Digital Association (IDA), juga menegaskan bahwa AI memang memiliki preferensi untuk mengutip earned media dalam mengumpulkan informasi. Hal ini terbukti ketika Kompas.com melakukan uji coba dengan membuka akses GridOto ke AI.
“Ketika pengguna meminta AI membandingkan merek mobil, baik dari segi harga maupun spesifikasi, jawabannya kerap merujuk pada artikel dari GridOto. Hal ini menunjukkan bahwa earned media terus memainkan peran efektif dalam membentuk informasi yang dijadikan rujukan oleh AI,” ujar Dian
Maverick Luncurkan MavGEO untuk Membantu Klien Tingkatkan Visibilitas AI
Mengamankan visibilitas di AI kini menjadi salah satu upaya paling krusial dalam manajemen reputasi dan pembangunan brand. Namun, kecepatan evolusi dan perubahan AI yang begitu pesat seringkali membingungkan bagi korporasi dan brand.
“Untuk membantu mereka menavigasi lanskap baru ini, hari ini Maverick meluncurkan layanan Maverick Generative Engine Optimization (MavGEO), sebuah solusi inovatif untuk membantu klien menentukan serta meningkatkan visibilitasnya di AI, sekaligus mengambil langkah proaktif terhadap potensi misinformasi yang mungkin ditangkap AI. Algoritma pencarian AI memang akan terus berubah, tetapi satu hal sudah jelas: AI akan tetap hadir sebagai sumber informasi yang dianggap otoritatif. Dalam situasi seperti ini, berdiam diri saja tidak cukup,” kata Ong.
“Disaat para kompetitor masih berdebat masalah efektivitas AI, mereka yang lebih cepat beradaptasi akan mengamankan visibilitas brand mereka di AI,” tutup nya
Studi ini memberikan gambaran menyeluruh mengenai bagaimana platform AI mengutip dan membentuk persepsi terhadap industri perbankan di Indonesia, serta tren baru yang memengaruhi hubungan antara media,
SF-Admin