EPIC Awards Winners

markettrack.id – Sejak 2022-2024, penjualan e-commerce di sektor Fast Moving Consumer Goods (FMCG) terus mengalami tren positif.

Hal  ini terlihat dari peningkatan nilai penjualan pada tahun 2023 meningkat sebesar 11%, pada 2024 34%, Compas.co.id memprediksi pada tahun 2025 akan kembali terjadi peningkatan.

Compas.co.id melihat tren positif ini jadi peluang bagi brand untuk memaksimalkan penjualannya di e-commerce pada tahun ini.

Menurut Co-Founder dan CEO Compas.co.id, Hanindia Narendrata, ”Nilai penjualan FMCG paling signifikan terlihat di tahun 2024, di mana meningkat dari Rp56 triliun pada tahun 2023 menjadi Rp75,4 triliun pada tahun 2024.”

Trend Peningkatan Bundling di FMCG

Peningkatan signifikan ini juga terefleksi dari 4 kategori di FMCG, seperti perawatan & kecantikan yang meningkat dari Rp29,3 triliun menjadi Rp39,2 triliun, sementara kategori ibu dan bayi melonjak dari Rp4,7 triliun ke Rp7,6 triliun.

Kategori kesehatan juga turut mengalami pertumbuhan dari Rp10,2 triliun menjadi Rp11,6 triliun dan kategori makanan & minuman naik dari Rp12 triliun ke Rp17,1 triliun,” ujar Narendrata.

Tingginya permintaan dalam kategori perawatan diri ini didorong oleh meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya self-care, yang semakin diperkuat melalui edukasi dari Key Opinion Leaders (KOL), influencer, komunitas, serta inisiatif pemerintah.

Selain untuk menjaga kebugaran, semakin banyak konsumen yang peduli dengan penampilan mereka dan ingin tampil lebih menarik.

Momentum ini dimanfaatkan dengan baik oleh brand-brand perawatan dan kecantikan, dengan melakukan promosi agresif di sepanjang tahun 2024.

Dibandingkan tahun 2023, nilai penjualan bundling meningkat hingga 137%, dari Rp5,7 triliun meningkat ke angka Rp13,7 triliun di tahun 2024.

Menariknya tren penjualan produk bundle di e-commerce tidak hanya dari brand perawatan dan kecantikan saja, namun juga di sektor FMCG secara keseluruhan.

Menurut Compas Market Insight Dashboard, nilai penjualan bundling di e-commerce meningkat 44,43% pada tahun 2024. Pada tahun 2023 nilai penjualannya Rp9,6 triliun, dan pada tahun 2024 melonjak ke angka Rp13,9 triliun.

Mengulik lebih jauh, nyatanya tren bundling di sektor FMCG juga terjadi di 3 kategori lainnya. Pada kategori Ibu dan Bayi nilai penjualan produk bundling di tahun 2024 mengalami peningkatan 170%, dari Rp 1,1 triliun ke angka Rp2,9 triliun.

Senada dengan hal tersebut, kategori makanan dan minuman meningkat 115% dari Rp2,2 triliun ke Rp4,7 triliun, sementara di kategori kesehatan meningkat 72% dari Rp2 triliun ke 3,4 triliun.

Melihat dari perspektif yang lebih luas, pertumbuhan pesat ini juga tidak terlepas dari sejumlah faktor yang terjadi sepanjang tahun 2024. Akuisisi Tokopedia dan kembalinya TikTok Shop menjadi salah satu pemicu utama, yang meningkatkan daya saing e-commerce di Indonesia.

Selain itu, perluasan jaringan internet ke daerah-daerah terpencil juga memberikan dampak signifikan, memungkinkan masyarakat di berbagai wilayah untuk lebih mudah mengakses platform belanja online.

Seiring dengan itu, peningkatan jumlah pengguna internet pada tahun 2024 juga semakin mendorong pertumbuhan aktivitas belanja digital.

Tantangan E-commerce di Tahun 2024

Meskipun terlihat mulus, nyatanya pada tahun 2024 lalu brand-brand FMCG mengalami banyak tantangan dalam berjualan di e-commerce, mulai dari boikot produk terafiliasi Israel, perubahan tren social commerce, hingga deflasi yang terjadi 5 bulan secara beruntun (Mei – September 2024).

Tantangan ini menuntut brand untuk beradaptasi dengan cepat, mencari peluang yang ada dan memaksimalkan peluang tersebut.

“Disini peran penting data market insight bagi para brand FMCG yang ingin memaksimalkan penjualannya di e-commerce. Dengan menganalisa data historikal dan melihat dampak sebuah tren dalam penjualan, brand dapat menemukan peluang untuk berjualan,” terang Narendrata.

Narendrata melanjutkan, hal ini telah dilakukan oleh brand-brand FMCG yang sukses berjualan di e-commerce. Ia memberikan contoh salah satunya adalah kategori produk Sunscreen, di mana nilai penjualannya di Shopee, Tokopedia dan Blibli pada tahun 2024 meningkat lebih dari 60% dibandingkan tahun 2023, dari Rp 1 triliun ke Rp1,7 triliun.

Peningkatan ini terjadi setelah di tahun 2023 lalu ramai fenomena Heatwave dan edukasi penggunaan mengenai sunscreen meningkat secara signifikan.

Tidak hanya Sunscreen berapa kategori produk lainnya yang berkaitan dengan perawatan & kecantikan juga turut mengalami pertumbuhan menarik di FMCG, seperti body lotion yang mengalami pertumbuhan dari 1,3 triliun ke 1,5 triliun, suplemen kecantikan dari 582 miliar ke 720 miliar.

Selain itu, perhatian terhadap kesehatan ibu dan bayi juga terus tumbuh, terlihat dari penjualan kategori Shampoo & Sabun Bayi yang naik sebesar 24% dari Rp582 miliar ke Rp720 miliar, Sun Care Bayi naik sebesar 193% dari Rp16 miliar ke Rp47 miliar, serta Nutrisi Ibu Hamil dan Menyusui yang mengalami peningkatan sebesar 36% dari Rp258 miliar ke Rp350 miliar dalam periode Januari-Oktober 2023 sampai Januari-Oktober 2024.

Exceptional Performance in E-commerce Awards 2025

Angka-angka ini menunjukkan bahwa tren konsumsi FMCG semakin berorientasi pada kesehatan, kebugaran, dan estetika, mencerminkan gaya hidup masyarakat yang lebih sadar akan pentingnya menjaga tubuh agar sehat dan menarik.

Perusahaan-perusahaan FMCG terbaik di Indonesia merespons dinamika ini dengan mengadopsi strategi penjualan online yang lebih agresif.

Marketplace dan platform e-commerce menjadi kanal utama untuk menjangkau konsumen, terutama dengan memberikan penawaran menarik, strategi bundling produk, serta program loyalitas yang meningkatkan daya tarik bagi pembeli yang lebih berhati-hati dalam pengeluaran di tahun 2024 lalu.

“Upaya brand yang memiliki peran besar pada pertumbuhan e-commerce di sektor FMCG layaknya patut diapresiasi, sebab hal ini bukanlah merupakan langkah yang mudah. Selain itu, Compas.co.id ingin membagikan insight bagi para brand bahwa saat era digital seperti ini, akan banyak peluang yang terlewatkan jika belum memaksimalkan penjualan di e-commerce,” ujar Narendrata.

Berdasarkan hal tersebut, Compas.co.id berkolaborasi dengan CNBC Indonesia mengadakan gelaran Exceptional Performance in E-commerce (EPIC) Awards.

Pada gelaran yang diadakan pada 27 Februari 2025, Compas.co.id bersama CNBC Indonesia memberikan rekognisi terhadap brand-brand FMCG terbaik yang dinilai berdasarkan 2 matriks penilaian, yaitu nilai penjualan dan strategi dan kampanye digital yang inovatif dan berdampak.

Berbeda dengan ajang penghargaan lainnya, EPIC Awards sangat menjunjung tinggi kredibilitas pada setiap kategori penghargaan yang diberikan.

Dari kurasi daring yang dilakukan terhadap lebih dari 27 ribu brand FMCG yang aktif berjualan di e-commerce Indonesia, EPIC Awards hanya menunjuk 8 kategori pemenang saja.

Tidak hanya memberikan apresiasi, EPIC Awards 2025 yang mengusung tajuk “Embracing FMCG Growth in The E-commerce Era”, juga menyajikan insight untuk menghadapi tahun 2025 yang semakin digital dengan latar konsumen yang semakin ingin dimanjakan melalui layanan daring dan waktu yang instan.

Pada kesempatan ini Hanindia Narendrata juga membagikan tren e-commerce dan gaya hidup masyarakat kedepannya.

Seperti bagaimana Artificial Intelligence (AI) dan Artificial Intelligence of Things (AIoT) dapat mempengaruhi tren di e-commerce, di mana brand dituntut untuk semakin agile dan data-driven untuk beradaptasi dengan teknologi di masa depan.

“Meskipun saat ini AI bertumbuh dengan pesat dan lazim digunakan dimana-mana, Compas.co.id melihat humanisme dan rasa empati ke konsumen masih sangat krusial. Banyak automasi dan AI yang dilakukan agar operasional tetap berjalan secara efisien, namun sisi humanisme dari brand dalam merespons komunikasi dari konsumen tidak dapat ditinggalkan. Seperti saran dan kebutuhan konsumen yang umumnya disalurkan melalui respons chat di e-commerce maupun review yang humanis bisa menjadi kunci untuk menjaga keselarasan antara brand dan pelanggan,” tutup Narendrata.

SF-Admin