Pemberian plakat oleh Signify kepada para panelis diskusi panel. (Kiri ke kanan) Lea Indra, Ketua Asosiasi Industri Luminer dan Kelistrikan Indonesia (AILKI); Devi Laksmi, Koordinator Kelompok Kerja Pengembangan Usaha Konservasi Energi di Ditjen EBTKE, Kementerian ESDM; Murni Aryani, Ketua Tim Kerja Evaluasi Akreditasi di Kedeputian Bidang Akreditasi, BSN; Sukanto Aich, Managing Director Professional, Signify South East Asia; Ir. Iwan Prijanto, Ketua Green Building Council Indonesia; Firmans Nur Gafi, Head of Public Segment Signify Indonesia.

Signify menggelar “Flipping the Green Switch: Empowering UltraEfficient LED for a Sustainable Indonesia” di Jakarta.

Acara yang dihadiri oleh institusi pemerintahan, asosiasi, media, dan perusahaan swasta ini juga diisi dengan diskusi panel bertajuk “Lighting the Path to Net Zero for a Bright & Sustainable Tomorrow” untuk mendorong kolaborasi antar pemangku kepentingan demi mencapai tujuan keberlanjutan secara bersama-sama.

Bertindak sebagai moderator, Lea Indra, Ketua Asosiasi Industri Luminer dan Kelistrikan Indonesia (AILKI), diskusi panel ini menghadirkan pembicara ahli di bidang konservasi energi, meliputi Devi Laksmi, Koordinator Pengembangan Usaha Konservasi Energi, Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral; Murni Aryani, Ketua Tim Kerja Evaluasi Akreditasi, Kedeputian Bidang Akreditasi, Badan Standardisasi Nasional; Iwan Prijanto, Ketua Green Building Council Indonesia; dan  Firmans Nur Gafi, Head of Public Segment, Signify Indonesia.

Semua pihak menyepakati bahwa upaya meningkatkan efisiensi energi merupakan salah satu langkah krusial untuk mendukung target nol emisi karbon Indonesia tahun 2060.

Devi Laksmi membuka diskusi dengan paparan mengenai target konservasi energi dimana pemerintah telah menerbitkan PP No. 33 Tahun 2023 tentang Konservasi Energi yang menjadi panduan efisiensi energi di berbagai sektor.

Regulasi ini telah diterjemahkan ke dalam berbagai inisiatif, seperti manajemen energi dan penerapan bangunan hijau.

Menurut Devi, peran pencahayaan sangat penting dalam membantu pemerintah dan pihak lainnya mencapai target konservasi energi karena lampu digunakan secara luas di berbagai sendi kehidupan.

“Salah satu konsumsi energi terbesar berasal dari pencahayaan. Maka dari itu, menggunakan pencahayaan yang hemat energi berperan penting dalam mencapai target konservasi energi. Hal ini memotivasi Kementerian ESDM untuk terus melakukan sosialisasi tentang pemilihan lampu yang lebih hemat energi, termasuk mengenai Standar Kinerja Energi Minimum (SKEM) dan Label Tanda Hemat Energi (LTHE) di produk lampu LED,” ujar Devi.

Devi menambahkan, pihaknya menyambut baik kehadiran teknologi lampu LED dan LED terkoneksi yang hemat energi dari Signify.

Kombinasi teknologi LED dengan Internet of Things (IoT) dapat menciptakan penghematan energi yang lebih maksimal. Kementerian ESDM pun terus mendorong integrasi IoT dalam sistem pencahayaan di berbagai sektor sebagai salah satu upaya mencapai target konservasi energi dan mewujudkan lingkungan yang lebih berkelanjutan.

Lebih lanjut, Signify menggarisbawahi komitmen perusahaan dalam mendukung akselerasi efisiensi energi, salah satunya dengan menghadirkan solusi pencahayaan Philips UltraEfficient LED, yang menjadi terobosan dalam meningkatkan standar efisiensi energi di industri pencahayaan.

Firmans Nur Gafi, Head of Public Segment, Signify Indonesia, mengatakan, “Philips UltraEfficient LED dapat menghemat energi hingga 50% dan memiliki masa pakai yang lebih lama dibanding dengan alternatif LED standar. Inovasi Philips UltraEfficient LED dapat mendukung pihak swasta maupun pemerintah dalam mencapai tujuan keberlanjutan secara menyeluruh, mulai dari penghematan energi dan biaya operasional hingga pengurangan limbah.”

Merespons dinamika teknologi, Murni Aryani, menyebutkan bahwa keberhasilan dalam pencapaian efisiensi energi juga tak lepas dari kapabilitas laboratorium di Indonesia untuk melakukan uji yang berkualitas sehingga menghasilkan standar yang akurat.

“Laboratorium yang terakreditasi akan mendukung produsen dalam memenuhi standar yang diperlukan untuk mengembangkan teknologi pencahayaan yang lebih efisien dan berkelanjutan. Kini, sejumlah lab di Indonesia telah memenuhi dan menerapkan kompetensi yang diperlukan untuk uji mutu produk lampu LED,” kata Murni.

Tak kalah penting, Iwan Prijanto, Ketua Green Building Council Indonesia (GBCI), menyampaikan pemaparan terkait bagaimana sertifikasi bangunan hijau mendukung pencapaian efisiensi energi dan pengurangan emisi karbon.

“Mendapatkan sertifikasi bangunan hijau akan mendorong fasilitas terkait untuk menjaga kredibilitasnya dengan terus beroperasi secara energi efisien, termasuk dalam pencahayaan. Diharapkan juga pemerintah dapat memberikan insentif bagi bangunan hijau untuk mempercepat pengurangan emisi karbon di lingkungan binaan,” kata Iwan.

Berdasarkan diskusi panel ini, dapat disimpulkan bahwa upaya efisiensi energi di lintas sektor penting untuk mencapai target emisi nol bersih Indonesia. Upaya efisiensi energi bisa dimulai dari langkah sederhana termasuk menggunakan solusi pencahayaan yang lebih hemat energi.

Oleh karena itu, Signify mengajak para pemangku kepentingan untuk beralih ke lampu LED dan LED terkoneksi untuk bersama-sama membantu mewujudkan masa depan Indonesia yang lebih cerah dan berkelanjutan.

SF-Admin