markettrack.id – Indonesia tengah menyaksikan pertumbuhan pesat usaha baru yang membawa beragam inovasi di tengah persaingan industri.
Namun, fenomena ini juga diiringi dengan tantangan besar: lebih dari 80% UMKM tidak mampu bertahan hingga tahun ketiga, dan sekitar 95% masih belum cukup kompetitif dalam aspek strategi, pemasaran, maupun adopsi teknologi.
Fakta ini menegaskan bahwa membangun bisnis bukan hanya soal bertahan hidup, tetapi bagaimana menyiapkan fondasi yang kokoh agar mampu tumbuh berkelanjutan.
Menanggapi fenomena tersebut, Meutia Adryana, Founder & CEO STEB Group berbagi pandangannya dalam sebuah sesi interaktif yang diikuti para pelaku usaha, marketer, hingga industri kreatif.
Menurut Meutia, salah satu kesalahan yang sering ia lihat adalah bisnis terlalu fokus pada pertumbuhan cepat tanpa membangun sistem operasional prosedur yang jelas serta kultur yang kuat, sehingga sulit bertahan di tahun ketiga.
Meutia menambahkan, “Inovasi, diferensiasi, konsistensi, serta menemukan partner atau investor yang sevisi adalah faktor yang membuat bisnis mampu bertahan, bahkan di tengah ketidakpastian.”
“Selalu tekankan cara berpikir visioner yang tidak hanya membuat bisnis bertahan, tapi juga bagaimana membangun fondasi yang memungkinkan perusahaan tumbuh lintas generasi dengan kualitas yang terjaga,” jelasnya.
Melanjutkan diskusi, Bagus Akbar, Group Account Director STEB Asia, menekankan bahwa membangun fondasi yang kuat hanyalah langkah awal; setelah itu, strategi marketing yang terintegrasi menyeluruh menjadi kunci agar bisnis dapat meningkat di tengah perubahan pasar.
Ia menyoroti pergeseran besar dalam industri periklanan, di mana digital diproyeksikan menguasai 75% belanja iklan Indonesia pada 2025, mencerminkan bagaimana perilaku konsumen telah semakin beralih ke ranah online.
Bagus menuturkan, “Pondasi bisnis yang kuat adalah syarat utama, tapi tanpa strategi marketing 360°, bisnis akan kesulitan bersaing. Dengan digital yang menguasai sebagian besar belanja iklan, brand yang gagal menghadirkan pengalaman konsisten lintas kanal akan cepat kehilangan relevansi.”
“Ini bukan lagi soal memilih online atau offline, melainkan bagaimana setiap touchpoint bisa saling terhubung untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang dan mengkombinasikan kegiatan marketing organik yang harus lebih kuat dibandingkan kegiatan marketing yang berbayar,” ungkapnya.
Acara ini menegaskan bahwa pemahaman mendalam tentang bisnis dan strategi marketing komprehensif semakin dibutuhkan, khususnya oleh pelaku industri kreatif dan digital, untuk tetap relevan dan kompetitif di tengah pasar yang terus berubah.
Sejak berdiri di tengah pandemi 2020, STEB Group telah mendampingi lebih dari 130 brand lokal maupun global, termasuk sektor FMCG, keuangan, teknologi, automotif, hingga layanan B2B, dan meraih penghargaan internasional di bidang marketing.
SF-Admin