Soyo Lee - Jasan-urbo, a pictureless natural history, 2017, mengawetkan organisme laut, label, bagan dan bahan referensi, ukuran bervariasi. Foto milik seniman.

Disadari, seni rupa kontemporer dapat memberikan cara baru dalam memandang alam di sekitar kita. Untuk memperdalam penelusuran ini, Arcolabs dengan dukungan Korea Foundation mengundang dua seniman kontemporer – Soyo Lee (Korea) dan Syaiful Aulia Garibaldi (Indonesia) untuk memberikan paparannya

Kedua seniman memadukan penyelidikan ilmiah dan ekspresi artistik untuk menawarkan perspektif baru dalam berinteraksi dengan alam dalam kekaryaan mereka.

Program bertema “Art & Nature” ini merupakan bagian dari Lecture Series on Korea-Indonesia Contemporary Art #3 (Seri Kuliah Umum mengenai Seni Kontemporer Korea-Indonesia), sebuah inisiatif Arcolabs yang didukung penuh oleh Korea Foundation untuk mendorong pertukaran seni dan budaya Indonesia dan Korea.

Soyo Lee adalah seniman dengan minat personal pada sejarah biologi Korea Selatan, khususnya sistem pengetahuan di balik representasi visual dalam literatur sejarah alam.

Riset seninya seringkali diawali dengan tinjauan pustaka yang diperkaya dengan kerja lapangan. Hasilnya disajikan dalam bentuk instalasi yang dilengkapi dengan teks narasi, dokumen, dan spesimen biologi.

Syaiful Aulia Garibaldi, yang biasa dipanggil Tepu, adalah seorang seniman kontemporer yang memiliki latar pendidikan di bidang ilmu agronomi dan lingkungan. Latar belakang ilmiahnya menjadi landasan bagi karya seni eksperimentalnya.

Karya-karyanya berupa instalasi, lukisan, gambar, cetakan, dan video yang menampilkan unsur ilmiah. Secara khusus, Tepu menyoroti kekuatan mikroorganisme sebagai simbol kehidupan dan kematian.

Seniman, ahli biologi, ilmuwan, dan mahasiswa seni diharapkan dapat mengikuti sesi ini dan berpartisipasi aktif dalam pertukaran ide, wacana, dan paradigma seni inovatif selama slot waktu tanya jawab. Kurator Nin Djani akan menjadi moderator pada sesi ini.

Hyun Soo Choi, Direktur Korea Foundation Jakarta, mengatakan “Kami sangat senang dapat kembali mendukung Arcolabs dalam Seri Kuliah Seni Kontemporer Korea-Indonesia yang akan datang, karena inisiatif ini menawarkan beragam perspektif untuk memahami lingkungan kita yang cepat berubah.”

“Saya berharap bahwa ceramah ini dapat memberikan platform untuk pertukaran yang bermakna antara para seniman dan penonton dari berbagai latar belakang seni dan sains,” tutupnya

SF-Admin