markettrack.id – Sektor otomotif Kamboja menunjukkan ketahanan yang luar biasa dan pertumbuhan solid, tercermin dari lonjakan penjualan mobil baru hingga 48% pada kuartal pertama tahun 2025 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, menurut laporan Khmer Times.

    Namun, dinamika pasar terkini sedang diuji oleh ketegangan regional yang berdampak pada preferensi konsumen dan rantai pasokan.

    Konflik perbatasan baru-baru ini dengan Thailand telah mengubah sentimen publik, mendorong konsumen untuk memilih merek yang tidak memiliki keterkaitan operasional atau kepemilikan dengan Thailand.

    Pergeseran ini menciptakan tantangan bagi pemain pasar yang sudah mapan dan sekaligus membuka pintu lebar bagi pendatang baru, khususnya di segmen kendaraan listrik (EV).

    Ketegangan di perbatasan telah memicu dampak ganda pada industri. Bagi distributor seperti RMA Cambodia, yang merupakan distributor resmi Ford, koneksi kantor pusatnya di Bangkok menjadi sumber keraguan bagi pembeli selama sengketa regional.

    CEO RMA Cambodia merespons hal ini dengan menekankan identitas global perusahaan dan statusnya sebagai bagian dari jaringan internasional, bukan entitas yang berbasis di Thailand.

    Meskipun ada upaya klarifikasi, perusahaan tersebut tetap merasakan dampak dari perubahan persepsi konsumen.

    Sementara itu, merek terkemuka lainnya, Toyota, menghadapi masalah logistik daripada reputasi; penutupan sementara perbatasan memperlambat impor kendaraan dan pasokan suku cadang dari Thailand, mengancam kelancaran suplai.

    Para pengamat industri menyarankan bahwa diversifikasi rute logistik sangat diperlukan untuk mengurangi kerentanan terhadap gangguan lintas batas jangka panjang.

    Di sisi lain, merek yang tidak memiliki koneksi produksi atau distribusi dengan Thailand justru mencatatkan pertumbuhan yang stabil sepanjang tahun ini.

    Di tengah tantangan logistik dan sentimen regional, merek-merek Asia menunjukkan performa gemilang, terutama dalam kategori kendaraan ramah lingkungan.

    BYD muncul sebagai pemimpin pasar yang menonjol, mencatat pertumbuhan pesat dalam segmen EV dan hybrid sejak awal tahun 2025.

    Perkembangan ini terjadi seiring dengan lonjakan besar dalam adopsi EV nasional; Kamboja mencatat 2.253 pendaftaran kendaraan listrik pada tahun 2024, sebuah peningkatan 620% dari tahun sebelumnya.

    Dalam jumlah tersebut, BYD mendominasi dengan hampir 30% porsi pendaftaran atau 658 unit. Selain menguasai penjualan, jejak industri BYD juga meluas dengan pembukaan pabrik baru di Sihanoukville pada bulan April 2025, yang diumumkan memiliki kapasitas produksi 10.000 kendaraan per tahun.

    Merek lain yang juga terus meningkat adalah MG; mereka memperkuat posisi di kategori SUV dan berinvestasi besar pada layanan purnajual, yang berhasil membangun kepercayaan konsumen di pasar.

    Menurut Cambodia Investment Review, MG mencapai pertumbuhan penjualan 50% pada tahun 2025. Pasar EV pun makin ramai dengan kedatangan berbagai produsen baru dari Tiongkok, yang meningkatkan persaingan dengan menawarkan model yang lebih beragam dan harga yang lebih terjangkau.

    Tantangan lain yang dihadapi industri adalah lonjakan impor paralel, terutama kendaraan yang diproduksi untuk pasar domestik Tiongkok dengan standar yang lebih rendah, bukan spesifikasi ekspor.

    Kendaraan impor ilegal ini menimbulkan kekhawatiran serius tentang masalah kualitas dan keselamatan. Namun, tren ini diperkirakan akan menurun karena pemerintah Tiongkok mulai memperketat kontrol terhadap impor yang tidak melalui agen resmi.

    Ketika pembatasan ini diterapkan sepenuhnya, pasar Kamboja diprediksi akan mengalami perubahan signifikan, meningkatkan standar kualitas kendaraan dan mengurangi masuknya mobil tanpa sertifikasi homologasi atau garansi internasional yang biasanya masuk melalui perbatasan informal.

    Terlepas dari ketegangan regional dan tantangan kualitas, prospek industri otomotif Kamboja tetap positif dan berada di jalur pertumbuhan yang kuat.

    ReportLinker memproyeksikan total pendaftaran kendaraan baru akan mencapai sekitar 5.300 unit pada tahun 2028, naik dari sekitar 4.900 pada tahun 2023.

    Diversifikasi pasar, ditambah dengan meningkatnya persaingan di segmen kendaraan listrik dan hybrid, terus menciptakan peluang baru bagi konsumen maupun produsen.

    Dengan meredanya ketegangan di kawasan dan pengetatan peraturan, sektor ini diharapkan akan terus berfokus pada kualitas yang lebih baik, transparansi, dan kepercayaan konsumen yang berkelanjutan.

    SF-Admin

    Share.
    Leave A Reply